Saturday, November 30, 2013

tulisan artikel


TEATER DAN KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT
Abstrak: Teater bercermin dari kehidupan ,naskah yang dimainkan diatas panggung realita dari kehidupan pada manusia. Teater adalah fenomena sosial, karena teater mempresentasikan suatu sosial yang melibatkan aktor didalamnya serta unsur-unsur teater lainnya. Teater juga berperan penting dalam keberpihakannya pada masyarakat. Dengan naskah teater yang di ambil dari cerita masyarakat seperti demokrasi, mengkritik pemerintahan, adat dan agama. Teater sangat berpihak pada masyarakatnnya. Menyampaikan aspirasi melalui sebuah pertunjukan, dan mempunyai nilai moral untuk mencapai suatu tujuannya.
Kata kunci: teater;masyarakat
  1. Latar belakang
Seni teater merupakan bagian dari seni pertunjukan yang sangat lengkap semuanya terkumpul dalam nilai estetis. Teater dengan naskah lakon yang akan dipertunjukan mempunyai tujuan. Penonton di buat takjub melihat dan  mendengarkan. Pertunjukan yang dilaksanakan harus memiliki unsur-unsur teater seperti naskah, pentas, pemain, sutradara dan penonton. MenurutYoyo.C.Durachman, teater adalah ibarat sebuah gedung dimana tempat para aktor mementaskan sebuah drama dan ditonton oleh orang banyak.[1] Karena Teater adalah sebuah pertunjukan dimana teater harus memiliki unsur-unsur yang penting di dalam salah satunnya adalah naskah, naskah sangat di perlukan di dalam teater dari naskah seorang sutradara dapat berfikir seperti apa konsep pertunjukan yang akan ia lakukan dalam penggarapan karyannya. Dari naskah juga seorang actor dapat mengerti jalan cerita seperti apa yang ada di dalam naskah tersebut. Seperti apa pelakunnya suasana nya dan bagaimana settingan yang akan digunakan oleh penata setting,bagaimana kostumnnya dan rias nya yang akan  digunakan dalam naskah itu semua terlihat gambarannya dari naskah yang telah ada.
Teater bukan hanya sebuah pertunjukan atau kesenian tapi teater cerminan dari kehidupan yang kita mainkan diatas panggung yang besar, kemudian kita pindahkan kesebuah panggung yang kecil dan ditonton oleh banyak penonton. Teater sebuah kehidupan yang langsung tidak ada rekaman, dalam artian habis pada saat itu saja. Teater pun tidak hanya menggunakan bahasa verbal yang disampaikan diatas pentas.


Pembahasan
TEATER DAN KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT
Sejarah awal mulannya teater berasal yaitu dari Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan dikuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater. Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya. Teater berkembang secara kelompok nenek moyang terdahulu selalu membuat kelompok dalam setiap daerah bisa disebut etnografi. Teater berkembang karena masyarakat membuat satu kelompok dan berburu, kemudian di ikuti dengan tarian-tarian binatang. Jadi teater di ambil dari kegiatan yang di lakukan oleh suatu masyarakat dalam kehidupannya.
Pada zaman realisme yang lahir pada penghujung abad ke 19, dapat dijadikan landasan pacu lahirnya seni teater modern. Penanda yang paling kuat saat itu adalah ketika timbulnya gagasan untuk mementaskan lakon kehidupan di atas pentas dan disajikan seolah peristiwa itu terjadi secara nyata. Gagasan ini melahirkan konvensi baru dan mengubah konvensi lama yang lebih menampilkan seni teater sebagai sebuah pertunjukan yang memang dikhususkan untuk penonton. Tidak ada lagi
pamer keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan.

Menurut Suyatna Anirun akting adalah kehidupan yang selalu mengaju pada tempat ia ditampilkan.[2] Bahkan didalam realita kehidupan kita bisa melakukan acting pada saat kapanpun tanpa kita sadari. Karena akting meliputi gerak,atau perbuatan yang dilakukan pelaku. Akting meliputi mimik,dan dialog.
Keberpihakan teater pada masyarakat dapat dilihat dengan hasil karya yang diciptakan oleh seorang sutradara. Pertunjukan yang akan ditampilkan tentunnya memiliki konsep oleh sutradara dan tema yang di angkat selalu dari kehidupan social. Seperti contohnnya seorang seniman dari tapanuli yaitu Ratna sarumpaet yang selalu menginspirasikan karya-karyannya dari pengalaman kehidupan masyarakat.[3] Naskah –naskah yang ia tulis selalu berpihak pada masyarakat da nada juga yang bertentangan dengan pemerintah,walaupunkarya-karyannya dicekal oleh pemerintah tetapi hasil karya yang ia ciptakan selalu mnyampaikan aspirasi yang sedang terjadi di masyarakat saat iya menciptakan karyannya. Seperti karyannya yang berjudul MARSINAH 1994, PELACUR DAN PRESIDEN karya tersebut  berpihak pada masyarakt karena Ratna sarumpeat ini tidak menemukan keadilan untuk seorang marsinah yang telah dihukum. Dari karyannya tadi menjadi inspirasi untuk masyarakat yang menuntut keadilan di bumi Indonesia ini. Karya yang diciptakan sangat merangkul apa yang terjadi di masyarakt masalah ,politik, agama, masalah kemanusian kebenaran dan keadilan serta mempertanyakannya secara frontal ke hadapan pemerintah. Dalam lima belas tahun terakhir, di tengah kesibukannya sebagai aktivis HAM dan kemanusiaan. Teater yang keberpihakannya terhadap masyarakat ia akan membahas tentang apa yang terjadi dalam masyarakat itu.








KESIMPULAN
TEATER DAN KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT
            Telah kita ketahui bahwa awal mula teater berasal dari kepercayaan nenek moyang terhadap ritus dan magi atau yang dapat dipahami kepercayaan terhadap roh-roh dan benda sakral. Mereka percaya terhadap hal seperti itu kemudian melaksanakan upacara-upacara dengan menirukan gerak dan tingkah laku binatang. Unsur-unsur teater premitif didalamnya mulai dari peniruan, tari dan topeng. Peniruan dilakukan sejak manusia masih kanak-kanak, tari didalam teater memiliki unsur tari misalnya saat pemujaan mereka menari berbagai macam tarian seperti tari ular. Topeng dalam pertunjukan teater premitif menjadi bagian penting, digunakan untuk menyamar untuk melakukan magi simpatik. Ada satu zaman dimana Pada zaman realisme yang lahir pada penghujung abad ke 19, dapat dijadikan landasan pacu lahirnya seni teater modern. Dimana pada saat itu, Tidak ada lagi pamer keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan. Pementasan teater disajikan seolah peristiwa itu terjadi secara nyata.
Teater memiliki hubungan yang besar dengan masyarakat, karena teater adalah cerminan dari kehidupan. Karena di dalam teater mengandung suatu konsep yaitu konsep demokrasi. Menurut Nur sahid, telah diungkapkan bahwa teater adalah fenomena sosial, karena teater mempresentasikan suatu situasi sosial,sehingga dapat dikatakan bahwa ia merupakan kerangka sosial tertentu melibatkan para aktor sebagai integral.[4]
Pertunjukan teater memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan seperti, naskah, pemain, sutradara dan penonton. Naskah Lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke media bahasa pentas. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh. Tetapi bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah. Sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh, tetapi bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah.
Karena teater tidak mengenal otoriter semua adegan dipanggung bebas dipilih oleh penonton sesuai selera masing-masing. Karena kehidupan yang ditampilkan teater kedalam panggung, tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari yang dijalankan. Teater menceritakan kisah dari kehidupan yang ada bermain secara realita.
Keberpihakan teater terhadap masyarakat sangat terlihat dengan apa yang ia ciptakan, pertunjukan-pertunjukan yang di tampilkan mengikat pada masyarakat. Tentang demokrasi, HAM, perdagangan anak kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada seks. Semua yang terjadi di dalam masyarakat di tuangkan melalui naskah dan tema yang di tuliskan seorang penulis dan di pertunjukan kepada penonton. Dengan teater masyarakat dapat menyampaikan isi hatinnya terhadap pemerintah dengan sebuah karya yang memukau. Contoh-contoh karya itu dapat dilihat dari karya Ratna sarumpeat. Yang selalu mnyampaikan pendapatnya tentang pemerintahan negri ini yang mencari keadilan. Dengan teater bisa mendapatkan keadilan yang tidak ditemukan kepastiannya. Masyarakat yang selalu menunggu keadilan dinegri takut untuk berdemo yang dilakukan oleh organisasi yang lain, bias menggunakan teater dengan menyampaikan penolakannya terhadap hokum,politik dan segala macamnnya, dan menghasilkan sebuah karya tanpa merusak apapun yang di fasilitasi oleh pemerintah untuk dijaga malahan di rusak oleh anggota yang tidak bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Yoyo,C.Durachman “pengetahuan teater”, Bandung :grasindo,1985/1986 ,p25
Suyatna anirun. Google http/ pengertian acting menurut para ahli.com
Nur ,sahid. “sosiologi teater” , Yogyakarta : ISBN,2008,p.120.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ratna_Sarumpaet


[1] Yoyo.C,Durachman. “pengetahuan teater”, Bandung :grasindo,1985/1986 ,p25
[2] Suyatna anirun. Google pengertian acting menurut para ahli.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Ratna_Sarumpaet.
[4] Nur ,sahid. “sosiologi teater” , Yogyakarta : ISBN,2008,p.120.


No comments:

Post a Comment