Saturday, November 30, 2013

opini

Opini

Pada malam jumat 29 november 2013 kemaren tepat pukul 20.00 wib jurusan teater menyelenggarakan sebuah pertunjukana karya dosen. Pertunjukan tersebut mengangkat naskah lakon  TAMBO GUSTAF. Sutradara Dede pramayoza . dengan actor yang berjumlah tujuh orang dan dua orang pemusik. semua actor adalah mahasisiwa teater isi padang panjang. Pemusiknnya adalah mahasiswa jurusan karawitan. Pertunjukan tambo gustaf yang di adakan di Teater Arena ini cukup banyak yang menonton dari sudut kanan panggung hingga sudut kiri panggung penonton memenuhi ada juga yang berdiri karena tidak kebagian tempat.
Tambo gustaf yaitu merupakan sejarah minang yang dapat dikatakan tambo. Tapi dalam pertunjukan ini sutradara mentrasformasikan pertunjukan dengan gaya dan style anak zaman kini menanggapi tambo itu seperti apa. Terlihat dari kostum yang di pakai oleh pemain dan penggunaan bahasa yang dipakai pun memasuki era kekinian yaitu era modern. Di dalam pertunjukan ini menceritakan bahwa minang kabau memiliki tambo yaitu sejarah, adapun sejarah itu masih banyak sejarah-sejarah minangkabau yang tidak terlalu di ketahui oleh masyarakat minang kabau sendiri. Tentang sejarah minang kabau mengapa disebut minang kabau, sejarah bundo kandung, sejarah datuk parpatih dengan tumengggungan, sejarah batu batikam dan masih banyak sejarah-sejarah yang disampaikan dalam pementasan tersebut.  penyampaian  permainan pun dibawakan oleh pakaba. Pakaba yaitu orang yang menyampaikan cerita didalam randai.
Pakaba disini biasannya ditugaskan sebagai penyampai kaba yang akan diceritakan , jika itu dalam sebuah pertunjukan randai. Disini yang membawakan kaba mempunyai keunikan. Biasannya pakaba yang menyampaikan membawa saluang atau alat music dan mendendangkannya dengan sangat hati-hati dan lantunan dendangannya sangat terfokus pada keindahan. Mendendangkan dengan focus dan serius agar kaba yang di sampaikan dapat di nikmati dan dimengerti oleh orang yang mendengarkan dendang tersebut. Tapi didalam pertunjukan tambo gustaf ini pakaba memakai kostum yang seperti biasa di pakai oleh keseharian pemain  yaitu memakai celana lepis,gaya rambut dengan gaya anak muda zaman sekarang. Ia mendendang sembari tertidur di atas kursi yang mana semua actor duduk di bawahnnya dan mendengarkan ia sedang badendang, dan ia mendendangkan dendang itu  dengan serius pertamannya. Kemudian karena suara pedendang fals lalu ditertawakan oleh penonton. Hingga pakaba yang sedang badendang merasa terganggu dan mencari penonton yang mentertawakan itu, dengan nada marah. Tapi itu kemungkinan memang konsep dari sutradara karena ia ingin mentrasformasikan bahwa pedendang sekarang dan yang dulu memang berbeda. Itu juga sebagai lawakan agar penonton merasa ada keganjalan dari pertunjukan, hingga akhirnnya penontonpun tertawa melihat tingkah pakaba tadi yang serius kemudian ditertawakan oleh penonton.
Pertunjukan tambo gustaf ini banyak menggunakan symbol-simbol dalam hal property bahkan aktornnya.seperti misalnnya didalam pertunjukan itu saat semua terdiam kemudian pedendang wanita memasuki panggung dia hanya lewat sambil berdendang dan para actor lainnya diam menjadi patung. Disana terdapat pertanyaan dari salah seorang penonton yang menonton saat adannya diskusi dilakukan ketika pertunjukan berakhir. Pertanyannya apakah fungsi dari pedendang yang memasuki panggung saat para pemain terdiam apa memang ada konsep atau bagaimana.
Memang pertunjukan tambo gustaf itu banyak membahas tentang sejarah, tetapi cara sutradara mengaplikasikan kedalam pertunjukan melalui banyak symbol-simbol cukup membuat penonton berkerut keningnya. Karena penonton yang menonton itu bukan hanya anak teater saja tetapi semua jurusan yang ada di ISI Pdang Panjang. Apa semua yang menonton mengerti dengan apa yang ingin disampaikan sutradara dalam pertunjukan itu. Tetapi jangankan anak jurusan yang lain, bahkan yang menanyakan pertanyaan itu adalah seorang mahasiswa teater sendiri. Jadi sutradara kurang jeli dalam memperhatikan bagaimana cara mengaplikasikan pertunjukan itu.

No comments:

Post a Comment