Thursday, December 12, 2013

perempuan titik nol



2desember 2013 jam 20.00wib gedung teater arena ISI Padang Panjang di penuhi oleh warga kampus tersebut. Karena ada sesosok tubuh yang menjadi sorot pandang penonton. Bukan karena  kecelakaan ataupun karena perkelahian. Tetapi sesosok tubuh yang dihadirkan di pentas teater itu adalah seorang aktor yang sedang beracting memerankan naskah lakon PEREMPUAN TITIK NOL. Perempuan titik nol ini menceritakan fakta sosial yang terjadi di lebanon. Perempuan itu adalah firdaus ia mengalami penderitaan yang bergilir seperti halnnya pelari estafet. Penderitaan yang firdaus alami silih berganti, saat dia dikerjai oleh pamannya sendiri lalu dinikahi dengan seorang lelaki tua yang kaya raya. Tetapi kekayaannya tidaklah menjamin kebahagian seorang firdaus sebagai seorang istrinnya,yang ada firdaus dia sebagai bahan pelampiasan amarahnnya karena ia hanya disiksa oleh suaminnya lalu ia melarikan diri.
Bertemu dengan lelaki-lelaki yang bajingan mulai dari polisi yang seharusnnya menegakkan keadilan tetapi malah ia merusak keadilan seorang wanita yang lemah dan mengambil kesempatan dan harga diri wanita tersebut sampai orang yang membuat firdaus jatuh hati kemudian dipermainkan hanya untuk mendapatkan birahi yang ia inginkan dari seorang firdaus wanita yang polos dan tidak berdosa wanita yang berusaha melawan takdirnnya. Jadi piala bergilir untuk memuaskan nafsu birahi laki-laki yang tiada habisnnya.
Begitulah penulis menggambarkan bahwasannya fakta social yang terjadi saat ini memang seperti itu, yang menang adalah orang yang terkuat. Kaum lelaki biasa menindas kaum wanita yang lemah.  Mereka mengambil keuntungan dunia dengan cara berdiri di atas penderitaan orang lain. Begitulah nasif seorang wanita Lebanon yang sebelumnnya anak yang polos dan tak berdosa menjadi bulan-bulanan oleh para singa-singa berkepala manusia yang suatu saat akan memakannya.sebelum akhirnnya ia menjadi seorang prostitusi yang sukses, dan bisa menetukan apa yang ingin ia lakukan semua dengan uang.
Ketertarikan naskah itulah yang membuat sutradara yaitu Edi suisno untuk mengangkat naskah lakon itu kedalam sebuah pertunjukan monolog. Ia menggarap naskah lakon ini dalam karyannya, karena ingin mengungkapkan bahwa orang yang sewenang-wenang kebenaran itu sesungguhnnya sangatlah liar dan berbahaya terutama bagi mereka yang tak putus mengambil keuntungan dunia dengan cara berdiri diatas penderitaan orang lain. Pertunjukannya di mainkan oleh satu orang actor karena ia mengangkat secara monolog kedalam karyannya. Dengan latar kejadian di dalam rumah sedang ada seorang wanita yang menceritakan betapa kejamnnya kehidupan yang di alaminnya. Mulai dari ia tak boleh melihat hal-hal yang dilarang sampai akhirnnya itu menjadi pekerjaannya sampai ia sukses karena pengalamannya.
Perempuan titik nol, sungguh sangat menggambarkan begitulah kehidupan seorang wanita lemah jika tidak pandai menjaga diri akan bernasip seperti itu dipermainkan oleh dunia yang kejam oleh lelaki-lelaki bejat hanya untuk melampiaskan nafsu birahinnya kepada wanita yang lemah dan tak berdaya. Kehidupan yang kejam yang mengajarkan firdaus menjadi sosok yang sukses dan memiliki apa yang ia mau. Sama seperti para pelacur-pelacur saat ini, dipermainkan oleh budaya social yang sebenarnnya tidak ingin ia jalankan tapi karena memenuhi kebutuhan ini dan itu dank arena alas an apapun mereka menjadi seperti itu menjadi penonton setia yang dimainkan oleh zaman.
Maka dari itu edi suisno sebagai sutradara memilih naskah permpuan titik nol tersebut sebagai karya yang ia hasilkan kedalam pertunjukan teater. Wal hasil pertunjukannya memukau para penonton yang ada. Setidaknnya menyadarkan bahwa permpuan saat ini memang harus sangat dijaga, dari kekerasaan seksual yang selalu mengancam kehidupannya yang lemah. Pertunjukannya dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa isi padang panjang staf isi padang panjang hingga dosen-dosen dari jurusan yang lainnya menonton pertunjukan ini memberikan A plus untuk karyannya.


No comments:

Post a Comment