Monday, May 26, 2014

tugas kritik lagi

Summ sum sum sum sumi sumi.. begitulah bunyi yang cukup keras terdengar, suara tersebut terdengar seperti suara teriakan dari luar panggung dari bagian penonton. Suara tersebut terdengar keras dari sebelah kanan penonton tepat disebelah kanan bangku yang saya duduki saat saya menonton pertunjukan tersebut. Suara tersebut menyebut-nyebut sebuah nama yaitu sumi. Sumi adalah nama yang disebutkan saat seorang pemuda mencari-cari seseorang dari bagian penonton kemudian masuk ke atas panggung. Saat sang aktor yang memainkan monolog berjudul penisilin masuk sempat penonton merasa terkagetkan oleh bentakan pemain yang berteriak-teriak memanggil si sumi orang yang ia cari-cari tapi tak kunjung jua bertemu.

Penonton sempat terdiam saat MC menyebutkan bahwa selanjutnya adalah monolog dari M ilyas,tetapi pemainnya tak jua keluar dari persembunyiannya. Ternyata hannya suara teriakan dari bagian kanan penonton.. Itu adalah salah satu hal yang mengejutkan yah bisa disebutkan sebagai surprise untuk penonton tentu saja penonton terkejut saat itu lighting pun mendukung, sampai mendukung lighting tersebut tak ada satupun yang dihidupkan sampai pemain masuk kedalam panggung baru lampu dihidupkan. Penonton tentunya mersa terkejut,mungkin pendapat penonton orang yang teriak-teriak tersebut kerasukan atau apalah.Hingga akhirnnya keadaan yang tadinya membuat penonton terkejut menjadi suasana komedi dikarenakan pemain yaitu M ilyas memainkan monolog dengan menggunakan celana bokser atau celana pendek dan memakai sebuah sarung yang menggelinding tidur kedinginan.

Suasana berubah menjadi komedi yang tadinnya diperkenalkan dengan suasana tegang oleh teriakan yang muncul tiba-tiba tanpa ada batang  hidung orang yang meneriakan tersebut. Acara kembali normal penonton yang sempat terganggu oleh teriakan sepertinnya mulai menikmati pertunjukan yang di adakan di gedung arena ISI Padang Panjang.  Penampilan M ilyas di pentas arena ISI Padang Panjang sebagai acara memperingati hari pelantikan HMJ Teater ISI Padang Panjang. Pelantikan yang di adakan pada tanggal 19 mai 2014 ini adalah acara sakral bagi mahasiswa teater itu sendiri.

Acara teater tersebut menampilkan berbagai macam-macam pertunjukan salah satunnya monolog yang dibawakan oleh mahasiswa teater sendiri. Monolog adalah salah satu jenis teater yang dimainkan oleh satu aktor atau satu pemain dan pemain tersebut memerankan berbagai macam karakter yng berbeda di dalam naskah tersebut. Memainkan karakter yang berbeda-beda agar penonton yang melihatnya merasa pergantian pemain tersebut. Pemain monolog harus pintar memerankan atau harus pintar beracting dan pemain monolog harus tau dimana pergantian peran karena monolog adalah salah satu karya teater yang memang jika pemain tidak pintar memerankan keaktorannya maka monolog terasa mono. Penonton terasa bosan untuk melihat sendiri pertunjukan tersebut dan meninggalkan kesan negative kepada pertunjukan tersebut.

Monolog terasa mulai membosankan saat sang aktor atau pemain tidak dapat melihat keadaan yang ada dipenonton. Pemain tak dapat bergabung akrab dengan penontonnya, terutama pemain hannya asik dengan dirinnya sendiri tanpa menghiraukan pemain yang sudah mulai bosan mendengarkan pemain berkhutbah. Ibarat di sebuah ceramah, monolog jika dimainkan oleh seorang actor yang pembawaannya dari awal sampai akhir sama saja  sama seperti para santri sedang mendengarkan ceramah atau siraman rohani. Pemain harus jeli melihat situasi seperti apa penontonnya jangan hanya asik dengan kegiatan sendiri itu yang mengakibatkan penonton lari  dari bangkunnya.

Menonton monolog memang sangat membosankan itu sudah tertulis dari tulisannya mono yang jika di artikan dalam bahasa anak sekarang adalah garing atau membosankan. Berbeda dengan actor yang pandai melihat situasi,jika actor yang bisa melihat keadaan seperti itu maka penonton tidaklah mono lagi. Kesalahan seperti itu acap kali tidak diperhatikan oleh mata para sutradara yang menyutradarai monolog atau bahkan naskah yang lainnya. Tugas sutradara mengarahkan tinggal kerja kreatif yang diberikan oleh actor tersebut untuk memasuki idennya kedalam garapan karya tersebut. Sebagai actor harus memberikan masukan terhadap sutradarannya memberikan ide untuk apa yang ingin dikembangkan kedalam ciptaan tersebut.

Sama seperti yang dilakukan Ilyas sebut saja panggilanya, ide kreatif yang ia pakai saat pertunjukan monolog , dapat dirasakan saat ia masuk dari bagian penonton dan berteriak hingga menjadi surprise untuk penonton –penonton yang ada didalam termasuk saya yang melihatnnya. Ide kreatif memang sangat diperlukan, baik sutradara dramaturg dan pemerannnya sendiri. Apalagi ilyas memainkan monolog yang berjudul penisilin yang memang menyinggung orang kalangan atas yang bermain dengan wanita-wanita. Jika ilyas tidak dapat memberikan ide kreatifnnya dan tidak mendengarkan apa yang di berikan sutradara maka pertunjukan tersebut akan selesai hannya dalam hitungan menit satu persatu penonton mulai terasa terbakar  bokongnnya untuk duduk.

Penisilin naskah lakon yang diperankan oleh ilyas saat acara tersebut, sempat membuat orang tertawa sebentar karena perangai actor yang menirukan para pejabat, menirukan suara wanita. Penampilan yang ditampilkan oleh ilyas memang terkesan menghibur tapi vocal dan artikulasi yang di ucapkan kurangjelas yang pada saat itu saya berada tepat di dua tingkat dari pemain. Memang ada artikulasi yang kurang jelas yang di ucapkan oleh actor. Kata-kata yang terucapkan oleh actor hannya kata-kata yang membuat lucu saja yang diperhatikan oleh penonton. Keseluruhan Penonton memang menikmati pertunjukan tersebut,tetapi hannya sebagian penonton yang mengetahui apa arti atau isian pesan yang disampaikan setidaknnya sebagai instropeksi diri sendiri.

Tidak semua penonton dapat mengambil isian di dalam sebuah pertunjukan apalagi pertunjukan monolog yang memang pemainnya hannya seorang. Penonton monolog memang harus pandai membedakan saat sang actor beralih peran dari yang satu kesatu yang lain jika tidak mereka tidak dapat mengartikan pesan dan isian yang ingin disampaikan oleh actor tersebut.

No comments:

Post a Comment