MENJABARKAN KEMBALI TULISAN SAHRUL MENGENAI
BUKU KRITIK DAN MEDIASI SENI KARYA ASRIL DAN EDIWAR
(MENYIRAMKAN
AIR DIPADANG TANDUS)
Seni tidak dapat dipisahkan dari
unsurnnya, unsur seni yaitu karya seni penonton dan senimannya itu sendiri.
Seni tidak hannya ada seni musik lukis,tari dan teater adapun seni sastra. Seni sastra adalah seni
yang biasa mengolah kata-kata hingga menjadi kalimat,kritik bisa digolongkan
dalam sebuah seni karena kritik adalah upaya seseorang untuk mengeluarkan
gagasan atau idennya melalui tulisannya. Seorang yang berkecimpung didunia
kritik bisa disebut dengan kritikus. Tapi akhir-akhir ini kritikus jarang
bermunculan karena, istilah kritik dan kritikus memang sangat labil untuk
didengar, kritik yang asalnnya dari bahasa yunani menghakimi membuat mereka
dikucilkan dari peredaran. Karena kritikus di anggap orang yang akan
merendahkan karya orang lin padahal karya yang kritikus komentar bisa menjadi
dorongan atau support untuk menjadi lebih baik lagi. Setiap penulisan kritikus
selalu imbang ada baik dan buruknnya,kritikus tidak boleh memandang sebelah
pihak karena ia harus adil ia sebagai jembatan anatara pembaca dan pengkarya
tersebut. Tetapi banyak orang berpendapat negative terhadap kritikus,maka dari
itu kritikus hampir lenyap di kalangannya. Ibarat menyiramkan air dipadang
tandus. Kritikus mulai takut karena tulisannya bisa menjadi musuh untuk
dirinnya sendiri.
Latar
Belakang
Seni
adalah sesuatu yang memiliki nilai keindahan atau sering disebut dengan
estetika, indah menurut persepsi masing-masing dari orang yang melihatnnya.
Keindahan itu sendiri adalah wujud dari indrawi dari kebaikan. Seni merupakan
ungkapan perasaan jiwa seseorang yang dapat mengungkapkan dan menuangkan
karyannya untuk berkomunikasi kepada orang lain. Adannya seni tidak dapat
dipisahkan dari karya seni itu sendiri, penonton dan seniman itu sendiri. Salah
satu dari ketigannya tidaklah boleh hilang dalam unsur seni karena sejatinnya
mereka berkaitan erat dalam sebuah karya yang bernama seni itu sendiri dan
tidak akan pernah ada namannya peristiwa seni atau kesenian itu. Itu sama
sekali tidak membedakan antara seni rupa maupun seni pertunjukn sejatinnya jika
salah satu unsur seni hilang maka itu bukannlah seni. Jika seni rupa tak
mungkin adannya karya seni tanpa seorang seniman atau penciptannya tersebut.
Selain unsur yang disebutkan tadi ada juga yang penting dari seni yaitu diluar
ketigannya tadi biasa disebut dengan kritik. Mendengar tentang kritik yang pada
zaman dahulu (yunani) digunakan fungsinya untuk mengamati,menimbang,dan
membandingkan, dari situlah orang terlalu terpaku pada bunyi kritik. Karena
sisi gelap kritik hannya untuk yang negative saja bukan untuk yang positif.
Kritik di artikan negative oleh para pendengar karena banyak yang berpendapat
mengenai kritik. Salah satu pengertian kritik menurut ahli yaitu: Wellek
mengatakan bahwa istilah kritik sudah lama dipakai dalam berabad-abad sebelum
masehi yaitu dalam bidang sastra. Karena secara etimologis kritik dalam bahasa
yunani kuno adalah menghakimi.[1]
Wilayah kritik sangatlah luas ada yang mencangkup kritik seni:misalnnya kritik
tari,kritik musik,kritik sastra,kritik seni rupa,kritik teater,kritik film.
Pembahasan
Buku-buku yang bersangkut paut dengan
seni di Indonesia memang seperti hantu antara ada dan tiada, bukunnya memang
ada tapi sukar sekali untuk ditemukan dibilang tidak ada tetapi memang ada
penulisnnya yang membahas tentang kritik. Kebanyakan dari orang-orang
beranggapan bahwa kritik hannya menjatuhkan bahkan dianggap tidak penting
sebagian orang yang berpendapat seperti itu. Jika ditelaah lebih mendalam
kritik bisa dimanfaatkan keberadaannya dengan kritik yang hannya sekedar
menulis, memang tulisan menjadi senjata utama bagi seorang kritikus karena itu
memang sudah menjadi pekerjaan dari mereka, jika para pengkarya melihat lebih
dalam lagi arti dari seorang kritikus mungkin mereka akan berterima kasih
kepada kritikus. Bukan hannya untuk memberikan penilaian tetapi kritikus
memberikan jembatan untuk penonton atau pembaca yang tidak melihat langsung pertunjukan
yang di adakan oleh seorang seniman yang sedang berkarya. Dengan adannya
kritikus karya mereka bisa jadi dibaca dan para pembaca bisa mengetahui apa
yang diciptakan oleh seniman tersebut.
Dalam tulisannya sahrul mengatakan “bahwa ketika hasil kritik muncul di media,
maka tulisan tersebut hanya terpajang sesaat dan kemudian hilang ditelan bumi
karena tidak adannya pembahasan tentang kritikus ataupun pengkarya. Tetapi
dalam buku kritik dan mediasi seni
mengembalikan pemikiran kita terhadap karya yang telh lampau, banyak
ditemukan berbagai macam kritik dari majalah gong posmetro haluan dan yang
lainnya. Siraman air yang telah mongering kini mulai muncrat kembali dengan
format berbentuk buku”[2]Buku
kritik dan mediasi seni selain mambahas tentang kritik-kritik yang dituliskan
oleh kritikus terdahulu buku ini juga menjelaskan tentang hal yang mengenai
ktiritik apapun yang bersangkut paut
dengan kritik seperti halnnya tipe dan kritik seni yang dijelaskan oleh di bab
2 seperti Kritik jurnalistik, jurnalistik adalah keterampilan mencari dan
menyusun berita melalui media masa disampaikan untuk masyarakat luas. Kritik
jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan dan penilaiannya
disampaikan secara tebuka seperti halnnya surat kabar. Kritik ilmiah,istilah
ilmiah merupakan segala hal yang bersifat ilmu dibuat secara ilmu pengetahuan
yang memenuhi syarat dan kaidah tentang ilmu pengetahuan. Biasannya tipe
kritikan ini membahs atas dasar konsepsi keilmuan tertentudengn memilih metode
penyajian secara utuh dan teratur atupun konsisten.
Kritik
seni ilmiah harus memilik suatu kejelasan yaitu kejelasan bentuk
danstrukturnnya. Bahasa tulis kritik secara ilmiah bertugas,berperan dan
berfungsi nyata untuk hubungan
proposional melalui symbol-simbol intelektual baik secara verbal visual. Selain
itu bahasa intelektual memang simbolik dia memiliki arti yang lengkap. Kritik
populer adalah jenis kritik seni yang ditunjukan untuk dikonsumsi oleh umum
kritik populer ini isiannya bisa di terima nalar oleh umum atau masyarakat
luas. Gaya bahasa yang dipakai untuk kritik populer ini atau istilah-istilahnya
sedrhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
Bukan hannya teater yang memiliki struktur tetapi kritik juga memiliki
struktur yaitu deskripsi,deskripsi berasal dari kata describe yaitu bahasa
latin yaitu penjelasan menggambarkan atau menelusuri sesuatu. Deskripsipun
banyak macamnya ada deskripsi ekspositori deskripsi ini adalah penggambaran
suatu objek menurut system dan urutan logis objek yang diamati.misalnnya benda,tempat
suasana yang memiliki urutan masing-masing kritik yang menggunakan deskripsi
ekpositori ini orang yang ingin meresensi sbuah pertunjukan.
Setelah
deskripsi ekpositori ada juga deskripsi impresionistis yaitu
penggambaransesuatu situasi peristiwa lokasi berdasarkan impresi atau kesan
penulisnnya terhadap observasi yang dilakukan terhadap karya seni yang diamati.
Tujuan dari deskripsi ini adalah untuk menstimulasi pembacannya deskripsi ini
tidak menggunakan urutan lagika atau urutan peristiwa yang digunakannya adalah
kuat dan lemah kesan penulis terhadap bagian-bagian objek yang diobservasi.
Setelah membahas deskripsi lalu membahas tentang interpretasi yaitu suatu
tindakan proses menginterpretasi.konsep atau pengertian tentang keindahan
adalah hasil penafsiran sesuatu yang disebut indah atau apakah keindahan itu
adalah hasil penafsiran para seniman kolektor atau yang lainnya
Penutup
Sebenarnnya jauh lebih menarik jika
mengetahui apa itu kritik tanpa harus takut dengan pendapat-pendapat yang
mengerikan tenatng kritik tersebut. Kritik bisa membunuh dan juga bisa membuat
kita ternama tergantung pada pola pemikiran dari orangnnya masing-masing.
Kritikus memang sukar dicari karena orang-orang yang ingin menjadi kritikus
haruslah orang-orang yang yang harus memilik tiga aspek persyaratan seorang
kritikus yakni Kepekaan atau kemampuan teknik, mengetahui kemampuan dan logika
dan kepekaan rasa.[3]
Seorang kritikus haruslah orang yang
memberikan penilaian terhadap sebuah karya seni, kritikuspun harus memiliki
rasa adil apa yang ia katakana bukan hannya untuk menjatuhkan tetapi ada
pondasi kokoh yang ia pegang. Pandai berbahasa baik dan benar tentunnya seorang
kritikus harus memilik keterampilan dalam menulis secara jelas dan menarik.
Dalam buku kritik dan mediasi seni semua telah dijabarkan mulai dari apa itu
kritik pembagian kritik unsur-unsur ktitik dan contoh-contoh tulisan yang
mengenai kritik yang susah untuk dicari karena keterbatasan tulisan dan buku
yang lain tidak mendukung tentang tulisan kritik dan kritikus.
Daftar
rujukan: Tulisan asril &ediwar dalam buku kritik dan mediasi seni
(2012:2) dan Catatan sahrul tentang buku kritik dan mediasi seni
No comments:
Post a Comment