Mantera
lima percik
mawar
tujuh sayap
merpati
sesayat
langit perih
dicabik
puncak gunung
sebelas duri
sepi
dalam dupa
rupa
tiga menyan
luka
mangasapi
duka
puah!
kau jadi Kau
Kasihku
Hemat
dari hari ke
hari
bunuh diri
pelan-pelan
dari tahun ke
tahun
bertimbun
luka di badan
maut
menabungKu
segobang-segobang
1977
Tragedi Winka
dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Ah
rasa
yang dalam!
datang Kau
padaku!
aku telah mengecup luka
aku telah membelai aduhai!
aku telah tiarap harap
aku telah mencium aum!
aku telah dipukau au!
aku telah meraba
celah
lobang
pintu
aku telah tinggalkan puri purapuraMu
rasa yang dalam
rasa dari segala risau sepi dari segala nabi tanya dari
segala nyata sebab dari segala abad sungsang dari segala sampai duri dari
segala rindu luka dari segala laku igau dari segala risau kubu dari segala buku
resah dari segala rasa rusuh dari segala guruh sia dari segala saya duka dari
segala daku Ina dari sega- la Anu puteri pesonaku!
datang Kau
padaku!
apa yang
sebab? jawab. apa yang senyap? saat. apa
yang renyai?
sangsai! apa yang lengking? aduhai
apa yang
ragu? guru. apa yang bimbang? sayang.
apa yang mau?
aku! dari segala duka jadilah aku
dari segala
tiang jadilah aku dari segala nyeri
jadilah aku
dari segala tanya jadilah aku dari se-
gala jawab
aku tak tahu
siapa sungai
yang paling derai siapa langit yang paling rumit
siapa laut
yang paling larut siapa tanah yang paling pijak si-
apa burung
yang paling sayap siapa ayah yang paling tunggal
siapa tahu
yang paling tidak siapa Kau yang paling aku kalau
tak aku yang
paling rindu?
bulan di atas
kolam kasikan ikan! bulan di jendela
kasikan
remaja! daging di atas paha berikan bosan!
terang di
atas siang berikan rabu senin sabtu jumat
kamis selasa
minggu! Kau sendirian berikan aku!
Ah
rasa yang dalam
aku telah tinggalkan puri purapuraMu
yang mana
sungai selain derai yang mana gantung selain sambung
yang mana
nama selain mana yang mana gairah selain resah yang
mana tahu
selain waktu yang mana tanah selain tunggu
yang mana
tiang
selain
Hyang
mana
Kau
selain
aku?
nah
rasa yang
dalam
tinggalkan
puri puraMu!
Kasih! jangan
menampik
masuk Kau
padaku!
Batu
batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu jarum
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji?
Dengan seribu
gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati tak
jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu
beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?
Mengapa jam
harus berdenyut sedang darah tak sampai mengapa
gunung harus
meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan
sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai se-
dang lambai
tak sampai. Kau tahu?
batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji?
Tapi
aku bawakan
bunga padamu
tapi kau
bilang masih
aku bawakan
resahku padamu
tapi kau
bilang hanya
aku bawakan
darahku padamu
tapi kau
bilang cuma
aku bawakan
mimpiku padamu
tapi kau
bilang meski
aku bawakan
dukaku padamu
tapi kau
bilang tapi
aku bawakan
mayatku padamu
tapi kau
bilang hampir
aku bawakan
arwahku padamu
tapi kau
bilang kalau
tanpa apa aku
datang padamu
wah!
1976
Daging
daging
coba bilang
bagaimana
arwah masuk badan
bagaimana
tuhan
dalam
denyutmu
jangan diam
nanti aku
marah
kalau kulahap
kau
aku enak
sekejap
aku sedih
kau jadi taik
daging
kau kawan di
bumi di tanah di resah di babi babi
daging
ging ging
kugali gali
kau
buat kubur
dari hari
ke hari
1979
mawar lepas
rasa
tikam lepas
luka
gunung lepas
puncak
kini aku
bebas
kutaklagi
punya tawanan
batu tak lagi
beban
mawar tak
peduli wangi
laut tak acuh
luas
bebas
ngiau
was was was was was was
was was was
was
was was was was
huss
puss
diam
makanlah
se
Ada
mmmmMu!
1973-1974
Para Peminum
di lereng-lereng
para peminum
mendaki
gunung mabuk
kadang mereka
terpeleset
jatuh
dan mendaki
lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
tapi mereka
bilang
- kami takkan
karam
dalam laut
bulan –
mereka nyanyi
nyanyi
jatuh
dan mendaki
lagi
di puncak
gunung mabuk
mereka
berhasil memetik bulan
mereka
menyimpan bulan
dan bulan
menyimpan mereka
di puncak
semuanya diam
dan tersimpan
Ngiau
Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku me-ngapa
panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggele-par tengkuknya. Seorang
perempuan dan seorang lelaki bergi-gitan. Yang mana kucing yang mana tikusnya?
Ngiau! Ah gang
yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal
Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tahu jentara aku kenal terbang.
Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi mereka aku ragu
menetapkan yang mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana
makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana surga.
Hilang
(Ketemu)
batu
kehilangan diam
jam
kehilangan waktu
pisau
kehilangan tikam
mulut
kehilangan lagu
langit
kehilangan jarak
tanah
kehilangan tunggu
santo
kehilangan berak
Kau
kehilangan aku
batu kehilangan
diam
jam
kehilangan waktu
pisau
kehilangan tikam
mulut
kehilangan lagu
langit
kehilangan jarak
tanah
kehilangan tunggu
santo
kehilangan berak
Kamu ketemu
aku
O
dukaku
dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku
resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku
ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau
mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku
siasiakau siasiasia siabalau siarisau siakalian siasiasia
waswasku
waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau
duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau
okosong orindu okalian obolong orisau oKau O....
Luka
ha ha
1976
husspuss
diamlah
kasihani
mereka
mereka
sekedar penyair
husspuss
maafkan aku
aku bukan
sekedar penyair
aku depan
depan yang
memburu
membebaskan
kata
memanggilMu
pot pot pot
pot pot pot
kalau pot tak
mau pot
biar pot semau pot
mencari pot
pot
hei Kau
dengar manteraku
Kau dengar kucing
memanggilMu
izukalizu
mapakazaba
itasatali
tutulita
papaliko
arukabazaku kodega zuzukalibu
tutukaliba
dekodega zamzam lagotokoco
zukuzangga
zagezegeze zukuzangga zege
zegeze
zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze
zukuzangga zegezegeze zu
kuzangga
zagezegeze aahh....!
nama nama
kalian bebas
carilah tuhan
semaumu
Walau
walau penyair
besar
takkan sampai
sebatas allah
dulu pernah
kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin
matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa
membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak
membilang bilang
nyeri hari
mengucap ucap
di butir
pasir kutulis rindu rindu
walau huruf
habislah sudah
alifbataku
belum sebatas allah
1979
No comments:
Post a Comment