Saturday, October 26, 2013

bentuk tulisan materi yang disampaikan saat pelatihan karya tulis mahasiswa ISI Padang Panjang

Menurut prof.Dr. Mahdi Bahar Rektor ISI Padang Panjang menulis karya tulis atau penulisan ilmiah harus diperhatikan tulisannya. Beliau pun menjelaskan bentuk tulisan saat, beliau jadi pemateri di  pelatihan karya tulis mahasiswa ISI Padang Panjang. Menjelaskan tentak bentuk tulisan di bagi menjadi empat.

  1. Naratif

Nararif (nasrasi/penceritaan)= adalah tulisan yang bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu atau dalam rangka waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata,angan-angan membaca tentang serentetan peristiwa yang biasannya memuncak pada suatu kejadian utama.

  1. Deskriptif

Deskriptif adalah tulisan bersifat pelukisan, bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca tentang segala sesuatu yang dilihat didengar dicerap,diraba atau dicium oleh pengarang yang biasannya berkisar pada kesan utama tentang sesuatu yang di cerap panca indera.

  1. Eksposisi

Eksposisi adalah tulisan bersifat paparan bertujuan menyampaikan gagasan berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan maksud untuk memberitahukan atau menerangkan sesuatu misalnya masalah ,manfaat jenis proses rencana langkah-langkah dan sebagainnya.

  1. Argumentatif

Argumentative adalah tulisan bersifat pembahasan bertujuan untuk menyampaikan gagasan berupa data,bukti, hasil penalaran dan sebagainnya. Dengan maksud untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca tentang maksud pengarang.

 

pelatihan PENULISAN KARYA TULIS MAHASISWA ISI PADANG PANAJANG


Tanggal 10-11 oktober mahasiswa ISI Padang Panjang mendapatkan undangan untuk pelatihan karya tulis mahasiswa yang bertempatan di kantor Rektorat ISI Padang Panjang yang baru.
undangan tersebut di hadiri oleh lima puluh  peserta mewakili setiap jurusan.
jurusan teater yang diwakilkan  tujuh orang peserta,
baik dari BP 2011 dan BP 2012, acara platihan tersebut di buka oleh Rektor ISI Padang Panjang sendiri yang memberikan materi pembuka saat hari itu. 
materi di sampaikan oleh: Prof. Dr. Mahdi Bahar, menyampaikan materi tentang ISSUE SEBAGAI DASAR PENULISAN ILMIAH.

beliau menyampaikan materi berupa:
A. 1 issue
   subject of concern: something for discussion or of general concern.
    2. issue
   main subject: the general or most important topic in a discussion or debate. the real issue is education.

B. BEBERAPA ISSUE BERKENAAN DENGAN SENI
1. HAKI
2. Pornografi
3. industri kreatif seni
4. perkembangan seni berbasis kearifan lokal
5. pendidikan seni
6. pendidikan seni
7. seni dalam pembangunan karakter bangsa
8. komersialisasi seni
9. pergeseran nilai-nilai lokal dalam perkembangan seni
10. globalisasi seni
dan masih banyak yang lainnya yang bisa dijadikan issue untuk penulisan karya ilmiah.

C. MEMILAH DAN MEMILIH MASALAH=FOKUS
1. menarik
2. tersedia data -sumber
3. data-sumber bisa di peroleh atau di dapatkan 
4. mampu menjangkau atau mendapatkan data-sumber
5. menguasai permasalahan.

jika ingin menulis karya tulis kita harus mengetahui issue yang sedang beredar saat ini.  memilih dan memilah masalah kita harus fokus. masalah tersebut harus menarik, menarik untuk kita dan menarik untuk orang yang membaca nya. tersedia datanya juga mempermudah kita menulis karya tulis, jika data yang kita cari tidak ada itu hanya memprsulit kita untuk menemukan masalah yang akan di bahas. malah kemungkinan akan menambah masalah lagi dalam karya tulis jika tidak tersedia sumber data.
harus menguasai permasalahan yang akan kita tulis dan yang akan kita bahas, jika kita tidak mengerti masalah yang akan kita bahas itu akan merugikan diri sendiri tertutama orang yang akan menulis karya ilmiah tersebut.
penulis saja tidak mengerti apa permasalahannya apa lagi orang yang membacannya.

BIOGRAFI SUTARDJI CALZOUM BACHRI

 

Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 69 tahun beliau adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.
Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.



Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry Reading International di Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975. Sutardji juga memperkenalkan cara baru yang unik dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.

Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah South East Asia Writer Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand.

O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.


puisi Sutardji Calzoum Bachri O AMUK KAPAK


Mantera

lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mangasapi duka

puah!
kau jadi Kau
Kasihku


Hemat

dari hari ke hari
bunuh diri pelan-pelan

dari tahun ke tahun
bertimbun luka di badan

maut menabungKu
segobang-segobang

1977



Tragedi Winka dan Sihka

kawin
           kawin
                      kawin
                                 kawin
                                            kawin
                                                       ka
                                                 win
                                              ka
                                      win
                                  ka
                           win
                      ka
              win
         ka
 winka
                       winka
                                 winka
                                           sihka
                                                    sihka
                                                             sihka
                                                                      sih
                                                                  ka
                                                             sih
                                                        ka
                                                   sih
                                               ka
                                          sih
                                      ka
                                 sih
                             ka
                                 sih
                                      sih
                                           sih
                                                sih
                                                     sih
                                                          sih
                                                               ka
                                                                   Ku



Ah
 rasa yang dalam!
datang Kau padaku!
      aku telah mengecup luka
      aku telah membelai aduhai!
      aku telah tiarap harap
      aku telah mencium aum!
      aku telah dipukau au!
                      aku telah meraba
                                                 celah
                                                         lobang
                                                                    pintu
                       aku telah tinggalkan puri purapuraMu
                                    rasa yang dalam
rasa dari segala risau sepi dari segala nabi tanya dari segala nyata sebab dari segala abad sungsang dari segala sampai duri dari segala rindu luka dari segala laku igau dari segala risau kubu dari segala buku resah dari segala rasa rusuh dari segala guruh sia dari segala saya duka dari segala daku Ina dari sega- la Anu puteri pesonaku!
datang Kau padaku!

apa yang sebab? jawab. apa yang senyap? saat. apa
yang renyai? sangsai! apa yang lengking? aduhai
apa yang ragu? guru. apa yang bimbang? sayang.
apa yang mau? aku! dari segala duka jadilah aku
dari segala tiang jadilah aku dari segala nyeri
jadilah aku dari segala tanya jadilah aku dari se-
gala jawab aku tak tahu

siapa sungai yang paling derai siapa langit yang paling rumit
siapa laut yang paling larut siapa tanah yang paling pijak si-
apa burung yang paling sayap siapa ayah yang paling tunggal
siapa tahu yang paling tidak siapa Kau yang paling aku kalau
tak aku yang paling rindu?

bulan di atas kolam kasikan ikan! bulan di jendela
kasikan remaja! daging di atas paha berikan bosan!
terang di atas siang berikan rabu senin sabtu jumat
kamis selasa minggu! Kau sendirian berikan aku!

Ah
rasa yang dalam
aku telah tinggalkan puri purapuraMu

yang mana sungai selain derai yang mana gantung selain sambung
yang mana nama selain mana yang mana gairah selain resah yang
mana tahu selain waktu yang mana tanah selain tunggu
yang mana tiang
                           selain
                                     Hyang
                                                mana
                                                         Kau
                                                                selain
                                                                          aku?
                                                              nah
rasa yang dalam
tinggalkan puri puraMu!
Kasih! jangan menampik
masuk Kau padaku!

 
                                        Batu

                                        batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu jarum
batu bisu
kaukah itu
            teka
                       teki
yang
tak menepati janji?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampai mengapa
gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai se-
dang lambai tak sampai. Kau tahu?

batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
                       teka
            teki
            yang
tak menepati
            janji?


                                   Tapi

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
   wah!

1976


Daging

daging
coba bilang
bagaimana arwah masuk badan

bagaimana tuhan
dalam denyutmu

jangan diam
nanti aku marah
kalau kulahap kau
aku enak sekejap
aku sedih
kau jadi taik

daging
kau kawan di bumi di tanah di resah di babi babi

daging
ging ging
kugali gali kau
buat kubur
dari hari
ke hari

1979



mawar lepas rasa
tikam lepas luka
gunung lepas puncak
kini aku bebas
kutaklagi punya tawanan
batu tak lagi beban
mawar tak peduli wangi
laut tak acuh luas
bebas
          ngiau
                    was was was was was was
                                 was was was
                                        was

           was was was was
                                      huss
                                             puss
                                                   diam
                                                          makanlah
                                                                          se
                                                                              Ada
                                                                                     mmmmMu!

1973-1974


Para Peminum

di lereng-lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak

mereka oleng
tapi mereka bilang
- kami takkan karam
dalam laut bulan –
mereka nyanyi nyanyi
jatuh
dan mendaki lagi

di puncak gunung mabuk
mereka berhasil memetik bulan
mereka menyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka

di puncak
semuanya diam dan tersimpan


Ngiau

Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku me-ngapa panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggele-par tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergi-gitan. Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang
yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tahu jentara aku  kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi mereka aku ragu menetapkan yang  mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana  makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana surga.


Hilang (Ketemu)

batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak

Kau kehilangan aku

batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak

Kamu ketemu aku


O

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau siakalian siasiasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong orisau oKau O....


Luka

ha ha

1976



husspuss
diamlah
kasihani mereka
mereka sekedar penyair
husspuss
maafkan aku
aku bukan sekedar penyair
aku depan              
depan yang memburu
membebaskan kata
memanggilMu
pot pot pot
      pot pot pot
kalau pot tak mau pot
                  biar pot semau pot
mencari pot
                   pot
hei Kau dengar manteraku
       Kau dengar kucing memanggilMu
       izukalizu
mapakazaba                itasatali
                   tutulita
papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu
tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco
zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege
zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu
kuzangga zagezegeze aahh....!
nama nama kalian bebas
carilah tuhan semaumu


Walau

walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah

dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak

kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak

tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu

walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah

1979