Monday, May 26, 2014

tugas kritik lagi

Summ sum sum sum sumi sumi.. begitulah bunyi yang cukup keras terdengar, suara tersebut terdengar seperti suara teriakan dari luar panggung dari bagian penonton. Suara tersebut terdengar keras dari sebelah kanan penonton tepat disebelah kanan bangku yang saya duduki saat saya menonton pertunjukan tersebut. Suara tersebut menyebut-nyebut sebuah nama yaitu sumi. Sumi adalah nama yang disebutkan saat seorang pemuda mencari-cari seseorang dari bagian penonton kemudian masuk ke atas panggung. Saat sang aktor yang memainkan monolog berjudul penisilin masuk sempat penonton merasa terkagetkan oleh bentakan pemain yang berteriak-teriak memanggil si sumi orang yang ia cari-cari tapi tak kunjung jua bertemu.

Penonton sempat terdiam saat MC menyebutkan bahwa selanjutnya adalah monolog dari M ilyas,tetapi pemainnya tak jua keluar dari persembunyiannya. Ternyata hannya suara teriakan dari bagian kanan penonton.. Itu adalah salah satu hal yang mengejutkan yah bisa disebutkan sebagai surprise untuk penonton tentu saja penonton terkejut saat itu lighting pun mendukung, sampai mendukung lighting tersebut tak ada satupun yang dihidupkan sampai pemain masuk kedalam panggung baru lampu dihidupkan. Penonton tentunya mersa terkejut,mungkin pendapat penonton orang yang teriak-teriak tersebut kerasukan atau apalah.Hingga akhirnnya keadaan yang tadinya membuat penonton terkejut menjadi suasana komedi dikarenakan pemain yaitu M ilyas memainkan monolog dengan menggunakan celana bokser atau celana pendek dan memakai sebuah sarung yang menggelinding tidur kedinginan.

Suasana berubah menjadi komedi yang tadinnya diperkenalkan dengan suasana tegang oleh teriakan yang muncul tiba-tiba tanpa ada batang  hidung orang yang meneriakan tersebut. Acara kembali normal penonton yang sempat terganggu oleh teriakan sepertinnya mulai menikmati pertunjukan yang di adakan di gedung arena ISI Padang Panjang.  Penampilan M ilyas di pentas arena ISI Padang Panjang sebagai acara memperingati hari pelantikan HMJ Teater ISI Padang Panjang. Pelantikan yang di adakan pada tanggal 19 mai 2014 ini adalah acara sakral bagi mahasiswa teater itu sendiri.

Acara teater tersebut menampilkan berbagai macam-macam pertunjukan salah satunnya monolog yang dibawakan oleh mahasiswa teater sendiri. Monolog adalah salah satu jenis teater yang dimainkan oleh satu aktor atau satu pemain dan pemain tersebut memerankan berbagai macam karakter yng berbeda di dalam naskah tersebut. Memainkan karakter yang berbeda-beda agar penonton yang melihatnya merasa pergantian pemain tersebut. Pemain monolog harus pintar memerankan atau harus pintar beracting dan pemain monolog harus tau dimana pergantian peran karena monolog adalah salah satu karya teater yang memang jika pemain tidak pintar memerankan keaktorannya maka monolog terasa mono. Penonton terasa bosan untuk melihat sendiri pertunjukan tersebut dan meninggalkan kesan negative kepada pertunjukan tersebut.

Monolog terasa mulai membosankan saat sang aktor atau pemain tidak dapat melihat keadaan yang ada dipenonton. Pemain tak dapat bergabung akrab dengan penontonnya, terutama pemain hannya asik dengan dirinnya sendiri tanpa menghiraukan pemain yang sudah mulai bosan mendengarkan pemain berkhutbah. Ibarat di sebuah ceramah, monolog jika dimainkan oleh seorang actor yang pembawaannya dari awal sampai akhir sama saja  sama seperti para santri sedang mendengarkan ceramah atau siraman rohani. Pemain harus jeli melihat situasi seperti apa penontonnya jangan hanya asik dengan kegiatan sendiri itu yang mengakibatkan penonton lari  dari bangkunnya.

Menonton monolog memang sangat membosankan itu sudah tertulis dari tulisannya mono yang jika di artikan dalam bahasa anak sekarang adalah garing atau membosankan. Berbeda dengan actor yang pandai melihat situasi,jika actor yang bisa melihat keadaan seperti itu maka penonton tidaklah mono lagi. Kesalahan seperti itu acap kali tidak diperhatikan oleh mata para sutradara yang menyutradarai monolog atau bahkan naskah yang lainnya. Tugas sutradara mengarahkan tinggal kerja kreatif yang diberikan oleh actor tersebut untuk memasuki idennya kedalam garapan karya tersebut. Sebagai actor harus memberikan masukan terhadap sutradarannya memberikan ide untuk apa yang ingin dikembangkan kedalam ciptaan tersebut.

Sama seperti yang dilakukan Ilyas sebut saja panggilanya, ide kreatif yang ia pakai saat pertunjukan monolog , dapat dirasakan saat ia masuk dari bagian penonton dan berteriak hingga menjadi surprise untuk penonton –penonton yang ada didalam termasuk saya yang melihatnnya. Ide kreatif memang sangat diperlukan, baik sutradara dramaturg dan pemerannnya sendiri. Apalagi ilyas memainkan monolog yang berjudul penisilin yang memang menyinggung orang kalangan atas yang bermain dengan wanita-wanita. Jika ilyas tidak dapat memberikan ide kreatifnnya dan tidak mendengarkan apa yang di berikan sutradara maka pertunjukan tersebut akan selesai hannya dalam hitungan menit satu persatu penonton mulai terasa terbakar  bokongnnya untuk duduk.

Penisilin naskah lakon yang diperankan oleh ilyas saat acara tersebut, sempat membuat orang tertawa sebentar karena perangai actor yang menirukan para pejabat, menirukan suara wanita. Penampilan yang ditampilkan oleh ilyas memang terkesan menghibur tapi vocal dan artikulasi yang di ucapkan kurangjelas yang pada saat itu saya berada tepat di dua tingkat dari pemain. Memang ada artikulasi yang kurang jelas yang di ucapkan oleh actor. Kata-kata yang terucapkan oleh actor hannya kata-kata yang membuat lucu saja yang diperhatikan oleh penonton. Keseluruhan Penonton memang menikmati pertunjukan tersebut,tetapi hannya sebagian penonton yang mengetahui apa arti atau isian pesan yang disampaikan setidaknnya sebagai instropeksi diri sendiri.

Tidak semua penonton dapat mengambil isian di dalam sebuah pertunjukan apalagi pertunjukan monolog yang memang pemainnya hannya seorang. Penonton monolog memang harus pandai membedakan saat sang actor beralih peran dari yang satu kesatu yang lain jika tidak mereka tidak dapat mengartikan pesan dan isian yang ingin disampaikan oleh actor tersebut.

Sunday, May 25, 2014

tugas mela

RIVIEW BUKU KRITIK DAN MEDIASI SENI DAN DRAMATURGI SANDIWARA
(MENYIRAM AIR DI TANAH TANDUS)

  1. PENGERTIAN KRITIK
            Seni adalah sesuatu yang memiliki nilai keindahan atau sering disebut dengan estetika, indah menurut persepsi masing-masing dari orang yang melihatnnya. Keindahan itu sendiri adalah wujud dari indrawi dari kebaikan. Seni merupakan ungkapan perasaan jiwa seseorang yang dapat mengungkapkan dan menuangkan karyannya untuk berkomunikasi kepada orang lain. Adannya seni tidak dapat dipisahkan dari karya seni itu sendiri, penonton dan seniman itu sendiri. Salah satu dari ketigannya tidaklah boleh hilang dalam unsur seni karena sejatinnya mereka berkaitan erat dalam sebuah karya yang bernama seni itu sendiri dan tidak akan pernah ada namannya peristiwa seni atau kesenian itu jika salah satu unsur hilang. Itu sama sekali tidak membedakan antara seni rupa maupun seni pertunjukn sejatinnya jika salah satu unsur seni hilang maka itu bukannlah seni. Jika seni rupa ia tak mungkin adannya karya seni tanpa seorang seniman atau penciptannya tersebut.
            Selain unsur yang disebutkan tadi ada juga yang penting dari seni yaitu diluar ketigannya tadi biasa disebut dengan kritik. Kebanyakan dari orang mendengar kata kritik ibarat mendengar kata pisau yang seketika akan mencincang-cincang daging setiap orang dihadapannya. Karena asal dari bahasa kritik sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu krenein yang berarti memisahkan, mengamati, menimbang dan membandingkan. Kritik merupakan penilaian terhadap kenyataan yang kita hadapi dalam sorotan norma begitu menurut seorang pendapat para ahli mengenai kritik (kwant,1975:19).
            Mendengar tentang kritik yang pada zaman dahulu (yunani) digunakan fungsinya untuk mengamati,menimbang,dan membandingkan, dari situlah orang terlalu terpaku pada bunyi kritik. Karena sisi gelap kritik hannya untuk yang negative saja bukan untuk yang positif. Kritik di artikan negative oleh para pendengar karena banyak yang berpendapat mengenai kritik. Seperti pendapat para ahli berikut.
  1. Wellek mengatakan bahwa istilah kritik sudah lama dipakai dalam berabad-abad sebelum masehi yaitu dalam bidang sastra. Karena secara etimologis kritik dalam bahasa yunani kuno adalah menghakimi.
  2. Kritik secara umum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:742) berarti kecaman atau tanggapan atau kupasan kadang disertai uraian dan pertimbangan baik dan buruk terhadap hasil karya pendapat dan sebagainnya.
  3. Menurut Sudarmaji (1979:2) kritik adalah komentar atau ulasan yang bersifat normative terhadap suatu presentasi dan hal ikhwal dengan tujuan apresiasi.
  4. Stolnitz mengatakan kritik seharusnnya berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai objek bagi pengalaman.
  5. Feldman (1981) kritik sebagai usaha pemahaman dan peningkatan ,kenikmatan dalam penghayatan karya seni.
Berbagai macam pengertian dan istilah yang dipaparkan tentang kritik menurut para ahli,tidak banyak yang berpendapat bahwa pengertian kritik dalam hal yang positive, tetapi banyak yang berpendapat bahwa kritik menjerumus kepandangan segi negative saja. Wilayah kritik sangatlah luas ada yang mencangkup kritik seni:misalnnya kritik tari,kritik musik,kritik sastra,kritik seni rupa,kritik teater,kritik film. Ada seorang ahli yang beranggapan bahwa kritik seni merupakan suatu kegiatan untuk memvonis satu hipotesis untuk menunjukan kekurangan dan kelemahan pada sniman dan karyannya. Krtik selalu dikaitkan sebagai bentuk pencelaan penghakiman sehingga setiap penerima prilaku kritik yaitu seniman harus mampu menahan rasa sakit hati karena karyannya dicela. Aktivitas kritik seni selalu diwarnai dengan pola pikir kualitatif yang tujuanannya adalah pemahaman untuk menemukan makna konteks dimana harus memahami makna suatu karya seni secara mendalam. Kritik adalah sebagai bahan evaluasi  yang memandang sebuah karya seni sebagai objek untuk pengalaman estetik, pengalaman tersebut bisa ditemukan lewat kajian teliti atas karya seni itu.
            Sebuah aliran pemikiran yang menegaskan bahwa kritik seni harus mempertahankan aktivitas-aktivitas yang memancarkan kejelasan dan kekuatan pamor disiplin ilmu yang mendukung kritiknnya , dalam kondisi ini menunjukan bahwa kritik seni didalam dunia kritik belum menemukan konsep yang jelas kritik disini masih dalam pengertian ambiguitas sehingga wajar bila timbul berbagai paham atau aliran kritik. Oleh karena itu wajar bila Osborne 1955 mengatakan bahwa kritik adalah kerancuan dan kesimpang siuran. Karena kesimpang siuran itu tadi seorang kritikus harus mempunyai tujuan melampaui kepuasan estetik pribadinnya dan kemudian baru bisa melakukan analisis terhadap karya yang ia lihat.
  1. HUBUNGAN SENIMAN KARYA SENI DAN PENONTON ATAU PENIKMAT/PENGHAYAT
Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya unsur dari seni itu adalah seniman, karya seni dan penonton, jika salah satu dari unsur  tersebut tidak ada sama saja menghilangkan satu anggota tubuh dimana satu dengan yang lain saling mengisi. Karena keseimbangan tadilah makannya penting sekali satu dan yang lainnya. Sama seperti seniman karya seni dan penonton itu adalah komponen utama dalam seni yang tidak boleh diabaikan bahkan dihilangkan keberadaannya yang hidup dimasyarakat.
Penonton seni adalah para penikmat karya seni yang tanpa harus terbebani oleh satu pertunjukan tersebut, apa makna dan inti dari pertunjukan tersebut mereka hannya sekedar untuk pelampiasan kepenatan mereka dan membawa mereka bahagia setelah menonton pertunjukan tersebut. Berbeda dengan penghayat, penghayat mereka adalah penghayat makna pengalaman kehidupan batiniah yang sadar akan ragam kemungkinan bentuk estetis, yang sanggup mewadahi dan memacu terciptannya beragam makna dan nilai-nilainnya. Hanya dengan kesadaran  dan pemahaman pengalaman didalam melakukan dialog dengan karya seni,penghayat seni mampu mendapatkan pencerahan bagi kehidupannya sebagai manusia berbudaya (dharsono)
Penghayat seni disini adalah mereka yang dapat berbaur dengan karya seni yang mereka lihat dalam pertunjukan tersebut. Mereka yang dapat merasakan pengalaman dari dalam diri mereka sendiri sesuai dengan latar belakang budaya pengalaman estetis dan kulturalnnya sangat berpengaruh.karya seni dapat ditafsir oleh penghayat dari berbagai sudut pandang dan paradigm serta pengalaman yang melatar belakanginya.
Seniman dapat diartikan sebagai profesi seorang dalam menciptakan atau menyusun sebuah bentuk karya seni yang ingin diciptakan . ada juga yang menafsirkan bahwa seniman adalah orang yang mengalami proses interaksi antara persepsi memori dan persepsi diluar. Penghayat dalam menanggapi sebuah karya seni akan terlibat proses kreatif atau proses imajinasi. Itulah sebabnnya mengapa penghayat juga dapat dikatakan sebagai seniman penghayat.

BAB 2.
  1. Tipe dan kritik seni.
Kritik jurnalistik, jurnalistik adalah keterampilan mencari dan menyusun berita melalui media masa disampaikan untuk masyarakat luas. Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan dan penilaiannya disampaikan secara tebuka seperti halnnya surat kabar. Kritik jurnalistik ini prosesnnya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, karena ia berkecimpung di media massa dengan cara mengkomunikasikan hasil tanggapannya dan saat ini mudah untuk didapat atau dicari. Kritik jurnalistik ini bisa didapat di Koran majalah untuk memberikan informasi yang valid kepada para pembaca yaitu kepada masyarakat mengenai hal-hal yang ada pada dunia seni yang suatu saat muncul.
Kritik ilmiah,istilah ilmiah merupakan segala hal yang bersifat ilmu dibuat secara ilmu pengetahuan yang memenuhi syarat dan kaidah tentang ilmu pengetahuan. Biasannya tipe kritikan ini membahs atas dasar konsepsi keilmuan tertentu dengan memilih metode penyajian secara utuh dan teratur atupun konsisten. Kritik ilmiah merupakan keterampilan mengkritik atau mengungkapkan hasil pemikiran atau pengamatan yang memang tersusun secara sistematis sudah menurut aturan yang lazim digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan. Kritik ilmiah ini merupkan hasil penciptaan seorang kritikus dalam bidang keilmuan tertentu dengan memakai konsep disiplin ilmu. Selain itu juga kritik ilmiah berfungsi untuk memberikan suatu ketepatan lewat analisis,interpretasi dan evaluasi terhadap karya seni serta reputasi artistic yang mempunyai keluasaan ruang dan waktu serta memberi kemungkinan yang paling baik dari kenyataan yang ada.
Kritik seni ilmiah harus memilik suatu kejelasan yaitu kejelasan bentuk danstrukturnnya. Bahasa tulis kritik secara ilmiah bertugas,berperan dan berfungsi nyata  untuk hubungan proposional melalui symbol-simbol intelektual baik secara verbal visual. Selain itu bahasa intelektual memang simbolik dia memiliki arti yang lengkap. Bahasa tulis formal intelektual merupakan karakteristik dari hasil kritik seni secara ilmiah.ciri khas yang ia miliki biasannya kritikan senantiasa mengelola, mencari dan mengembangkan nilai-nilai objektivitas sebagaimana juga karakteristik keilmuan dalam berbagai disiplin dan cabang-cabangnya.
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditunjukan untuk dikonsumsi oleh umum kritik populer ini isiannya bisa di terima nalar oleh umum atau masyarakat luas. Gaya bahasa yang dipakai untuk kritik populer ini atau istilah-istilahnya sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.  Bukan hannya teater yang memiliki struktur tetapi kritik juga memiliki struktur yaitu deskripsi,deskripsi berasal dari kata describe yaitu bahasa latin yaitu penjelasan menggambarkan atau menelusuri sesuatu. Deskripsipun banyak macamnya ada deskripsi ekspositori deskripsi ini adalah penggambaran suatu objek menurut system dan urutan logis objek yang diamati.misalnnya benda,tempat suasan yang memiliki urutan masing-masing kritik yang menggunakan deskripsi ekpositori ini orang yang ingin meresensi sbuah pertunjukan.
Setelah deskripsi ekpositori ada juga deskripsi impresionistis yaitu penggambaran sesuatu situasi peristiwa lokasi berdasarkan impresi atau kesan penulisnnya terhadap observasi yang dilakukan terhadap karya seni yang diamati. Tujuan dari deskripsi ini adalah untuk menstimulasi pembacannya deskripsi ini tidak menggunakan urutan logika atau urutan peristiwa yang digunakannya adalah kuat dan lemah kesan penulis terhadap bagian-bagian objek yang diobservasi. Setelah membahas deskripsi lalu membahas tentang interpretasi yaitu suatu tindakan proses menginterpretasi.konsep atau pengertian tentang keindahan adalah hasil penafsiran sesuatu yang disebut indah atau apakah keindahan itu adalah hasil penafsiran para seniman kolektor atau yang lainnya.
Realism dalam pandangan ini realism alam atau dunia adalah patokan kebenaran dan keindahan yang sudah ada dengan sendirinnya. Ekspresionisme adalah suatu gerakan dibidang seni lukis, music,kesusastraan teater ini lebih bersifat subjektif keindahan dilihat pada makna atau penafsirannya. Formalisme ia memandang seni dari seni itu sendiri dan kaitannya dengan seni lainnya teori yang dipakainnya adalah seni demi seni bahwa bentuk adalah criteria satau-satunnya untuk melihat karya seni. Instrumentalisme  yang menganut tentang faham ini bahwa seni menghamba pada nilai dan isu-isu yang lebih besar daripada estetika dan seni.



BAB 3
            Saat kita menonton suatu pertunjukan ada hal yang jangan sampai kita lupa melakukannya yaitu mengamati Susana, melihat pertunjukan itu secara serius apa arti dan jalan cerita yang disampaikan oleh pertunjukan itu pesan apakah yang bisa kita dapatkan dari menonton pertunjukan tersebut. Menonton pertunjukan seharusnnya jangan lupa membawa catatan seperti pena,buku dan sebagainnya siapa tau dalam pertunjukan tersebut ada yang bisa kita dapatkan darinnya. Misalnnya judul karya,jumlah pemain durasi dan segala hal yang lainnya.
Untuk menulis sebuah karya seni harus memenuhi aturan-aturan sebagai berikut. Biasannya setelah kita menonton sebuah pertunjukan tugas kita selanjutnnya adalah untuk menulis apa yang telah kita lihat baik itu pameran maupun pertunjukan. Untuk menulis kita bisa menggunakan resensi atau review tinjauan adalah pekerjaan yang bersifat memaparkan kembali sesuatu boleh itu masalah atau kegiatan seni ataupun karya seperti buku. Kekuatan dari sebuah resesnsi adalah pada kemampuan penulis mendskripsikan karya seni seolah olah karya tersebut seperti tampak jelas dilihat atau didengar oleh para pembaca.
Menulis kritik  dalam menulis ada tiga aspek penting yang dimiliki oleh seorang penulis kritik. Kepekaan atau kemampuan teknik, mengetahui kemampuan dan logika dan kepekaan rasa. Tiga aspek yang harus dimiliki seorang kritikus itu harus ada dalam diri kritikus karena kritikus adalah orang  yang memberikan penilaian yang orang umum akan tahu.  Dia tak boleh lemah walaupun dijatuhkan oleh orang-orang yang akan melumpuhkan dirinnya dan kritikannya. Seorang kritikus tidak boleh asal berbicara karena apapun yang ia tulis akan sewaktu-waktu akan menjadi pisau untuk dirinnya harus sesuai dengan fakta apa yang ia lihat. Selain itu seorang kritikus harus adil dia harus seimbang memperlihatkan sisi baik dan harus melihatkan sisi buruknnya pula dalam sebuah tulisan itu. Jangan hanya karena teman yang kita indah-indahkan tulisan mengenai dia, begitupun sebaliknnya jika dia musuh.seorang kritikus itu harus berwawasan tinggi bahasa yang ia pakai harus baik dan benar  menarik tulisannya itupun bisa mendukungnya menjadi penulis.
BAB 4
TITIAN EKSPRESI MUSIK
Musik bukanlah barang baru lagi didalam duni seni, music telah hadir pada zaman dahulu yaitu zaman yunani orang telah mengenal music. Tetapi berbagai macam jenis musik yang ada didunia in ada musik tradisional, musik pop,dangdut,religi jaz dan sekarang telah hadir yaitu musik tekno. Musik tekno adalah musik yang menggunakan teknologi dan midi penciptaan musik yang belum banyak diminati dipublikasikan. Saat ini ia masih berada dalam kegelisahan composer saja sebagai sebuah kegelisahan kreativitas,ini jauh berbeda jika seandainnya dibandingkan dengan pencitaan musik yang menggunakan medium musik  yang umum dilakukan. Temu musik tekno bisa dijadikan sebagai event yang perduli bagi composer yang mengarah penciptaanya menggunakan media teknologi.
  1. Komposisi sirompak
Musik yang mengarah kesirompak ini di adakan di ISI Padang Panjang,musik yang memang mengarah pada kekuatan magis yaitu musik tradisi yang beasal dari taeh baruah. Pada malam itu  musik khas sirompak itu sendiri berasal dari saluang yang pilu dan dendang yang mendendangkan dengan sama. Tetapi pada malam itu disulap oleh mahasiswa teruji dibagian kedua melodi ia menggunakan pendekatan barat blues dan swing yang menggunakan alat musik cello kontra bas, dimana pada aslinnnya sirompak tidak menggunakan alat-alat musik seperti itu.
Pada karyannya dibagian ketiga ia memasukan lengkap satu set drum perkusi dan gendang tambua, disini ia ingin menyampaikan bahwa sirompak adalah perbuatan bersekurtu dengan setan jadi unsur magisnnya terlihat sebagai penutup karyannya ia menyajikan pertarungan sirompak dengan ajaran islam disana ia memasukan gambus al daud dan rapa’I  yang pada akhirnnya tukang saluangpun keluar dari pentas yang menandakan bahwa sirompak telah di usir oleh ajaran islam.
  1. Komposisi spirit lukah gilo
Dalam permainannya lukah gilo adalah sebuah permianan yang berbau mistik bukanlah musical, lukah adalah sebuah benda untuk penangkapan ikan disungai,tetapi kaarena lukah tadi sudah dimantrai dengan memanggil arwah jin ia akan bergerak keatas dan kebawah. Tetapi dalam karya ujian ini komposisi musik untuk lukah gilo dibagi dalam empat yaitu batuang gilo, lidih gilo dan tampurung gilo. Dalam pertunjukan ini dihadirkan beberapa alat musik perkusif seperti drum set konga grand kassa dan perkusi kayu.
Bagian kedua karya ini ia sengaja menghadirkan musik ritual ia menengahkan seorang pawang perempuan membaca mantra sambil memegang lidih gilo lalu pawing tersebut duduk berhadapan dengan lukah gilo yang memakai kostum yang bercirikan minang. Giliran pemusiknnya lagi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu tampuruang gilo, batuang gilo, lidih gilo mereka memainkan permainan tempurung dan bamboo secar ritmikal. Bagian ketiga karya ini sangat perkusif sekali untuk menghadirkan suasana yang lebih asik dan enjoy composer menghadirkan kecapi, sampelong saxofon,biolan dan piano.
Komposisi tapuak balega perselingkuhan ritme tradisi.
            Komposisi yang digarap oleh Andra nova dosen jurusan musik stsi padang panjang.ia mendominasi instrument dan perkusi tradisi minang diwakili oleh seksi perkusi gandang tambua. Pertunjukan ini dimainkan oleh delapan pemain wanita yang memainkan gandang tambua atau gendang besar. Diselang para pemain wanita tampak pemain pria atau tasa. Mereka adalah orang orang yang lentur karena mereka semua adalah penari,awal komposisi ini ditonjolkan dengan gandang tambua yang terlihat seksi sebagai pembukaan dan mendapatkan aplus dari penonton. Gendang tambua yaitu alat music asli minang kabau yang biasannya dimainkan oleh pria dewasa karena gandang tambua itu adalah alat yang berat dan membutuhkan tenaga untuk mengangkat kepundaknnya.
            Setelah pemunculan gandang tambua dilanjutkan dengan penonjolan pola-pola ritme jimbe secara unisonodan saling bertingkah oelh enam orang pemain music. Untuk memperkuat permainan tersebut dihadirkan konga timpani tom-tom dan dua buah gendang eksprimen yang dibuat dari drum minyak tanah dengan pola ritme yang berbeda-beda sehingga menghasilkan jalinan suara perkusi dengan berbagai karakter yang berbeda. Untuk menetralisir Suara perkusi yang cetar membahana itu dihadirkan vocal solo dendang batalingkin. Dendang batlingkin yang bebas metric itu termasuk katagori ratok (ratap,sedih)pada bait pertama diiringi dengan timpani simbal dan dentingan kecil triangle.
Komposisi yang berdurasi 25 menit dan didukung oleh dosen dan mahasiswa STSI padang panjang ini ,masih menonjolkan ensambel gandang sarunai yang dimainkan oleh 10 orang pemain dengan pola ritme bertingkah atau berkait-kait. Komposisi tokok balega ini mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton dan dari kalangan seniman yang menyaksikan pada sore itu . diluar materi musical para pemusik juga melakukan gerakan-gerakan yang secara visual juga menarik untuk ditonton Andra  lebih banyak menggunakan suara instrument pada wilayah middle terutama low, dan sangat minim sekali menghadirkan suara pada wilayah high sehingga kurang tercapai keseimbangan suara. Dominasi suara low berakibat kejernihan pola ritme jadi terganggu.
Jelas terlihat bahwa seorang kritikus memang harus pintar dalam menata bahasannya, ia harus seorang yang memiliki keterampilan dalam menyusun dan mempermaikan kata-kata hingga menjadi sebuah kalimat yang indah dibaca. Selain itu seorang kritikus harus melihatkan sisi positive dan negative sebuah pertunjukan yang ditulisnnya agar orang tidak beranggapan bahwa kritikus bermain dengan orang yang menggarap karya jadi, karya tersebut di indah-indahkan didalam tulisannya atau sebaliknnya krtikus dendam dengan pengkarya tersebut jadi selalu melihatkan segi kejelekan dari pertunjukan itu saja.
KARYA GLOBALISASI DALAM EKSPRESI:  MEMPERTEMUKAN EKSPRESI MUSIKAL LOKAL –GLOBAL.
            Kendatipun globalisasi sudah lama memasuki berbagai relung aspek budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia dan dampaknnya terhadap pertumbuhan dan keberlangsungan berbagai entitas budaya local(etnik) juga beragam. Gempuran globalisasi itu tidak mesti ditanggapi dengan sikap pesismis dan apatis , tetapi disikapi dengan positif dan daya kreativitas yang tingi dengan cara mencari celah bagaimana mengupayakan ekspresi musikal lokal dapat pula mengglobal itulah gagasan yang ingin di usung oleh pengkarya yaitu Mahdi Bahar. Mahdi Bahar dalam karyannya yang berjudul globalisasi dalam ekspresi dan pelangi swara. Karya globalisasi dalam ekspresi merupakan karya revisi terhadap  musik iringan tari yang digarap oleh mahdi bahar  untuk mengiringi tari wajah wajah karya martion. Ketika dijadikan untuk komposisi mandiri terlepas dari tarian tampaknnya perlu dilakukan revisi. Dalam tulisan ini melihatkan sisi kehebatan pengkarya dan sisi kelemahan pengkarya dalam tulisannya tersebut. Itu memang sudah menjadi kewajiban dari seorang kritikus.
            Dalam tulisan ini kritikus melihatkan kelemahan dari pengkarya yaitu karya yang diformat dalam bentuk orkes ini tidak dapat dilahirkan secara maksimal terutama keseimbangan suara antar instrument tidak dilakukan dengan baik mimimnnya suara cello dan kontra bass kurangnnya string  sehingga suara kontra bas sangat menonjol sekali. Dari tulisan tersebut pembaca yang membaca melalui media tau apa yang terjadi disana dan bisa merasakan kekurangan dari pengkarya yang sedang menggarap karyannya.
            Selain segi negative  penulis menuliskan  segi positive juga agar pembaca tidak menilai bahwa karya itu memang hancur tetapi ada bagusnnya juga. Seperti dalam tulisannya ia menulis sebagai berikut : untuk mencari keselarasan dengan sumber tradisi hendrizal melakukan perubahan nada dasar dan tangga nada misalnnya dari tangga nada mayor keminor karena melodi krinok dimainkan pada tangga nada heptatonissehingga perlu dilakukan penyesuaian seperlunnya dengan diatonis. Hendrizal sebagai composer yang concert terhadap musik tekno dan musik program menjadikan karya pelangi swara sangat berbeda dari aspek karakter dan cita rasa musical mahdi bahar sebelumnnya.
DEFORESTASI DAN GENDER DALAM RUANG ESTETIK KOMPOSISI MUSIK
            Uswan hasan dalam karyannya yang berjudul rentak nandung mengangkat tentang penebang hutan yang marak terjadi diberbagai wilayah diprovinsi jambi. Uswan mengawali karyannya dengan tayangan penebangan-penebangan hutan menggunakan mesin gain saw melalui proyektor kelayar bagian belakang pentas .sejalan dengan gambar gain saw menggrogoti kayu-kayu besar tanpa dinyana ia menghadirkan gain saw ke pentas dengan kostum layaknya penerbang hutan.Sementara suara vibrasi alat tiup didgerindo dengan kontras menyayat sebagai counter suara gain saw.
Disini kritikus memang harus bisa melihat keadaan apa yang sedang terjadi dari hal yang kecil hingga hal yang besar diharamkan untuk meninggalkan perunjukan tersebut demi kelancaran penulisannya. Seorang kritik memang harus berbaur dengan penonton disaat pertunjukan itu berlangsung melihat respon dari penonton dan hal-hal yang lainnya yang ada diatas panggung. Mulai dari tatanan lampu warna kostum atau alat musik apa saja yang diapakai saat itu.
Bab 3 ini memang membahas tentang kenyataan karya-karya yang ditampilkan dan ditulis oleh kritikus. Karya-karya yang digarap oleh pengkarya memang menggunakana pendekatan memesis  semuannya berbicara tentang wilayah wilayah dan terhadap fenomena seni. Seni harus melihat dengan kedalaman budaya yang melingkupinnya. Sebuah karya seni adalah tiruan yang harus ada ide dalam penggrapannya. Adanya refleksi dari ide abadi dalam wujud dunia rekaan baik natural maupun artificial.
MEDIASI SENI TEATER
Menuju tangga kekuasaan pertunjukan kolaboratif, pertunuukan yang disutradarai oleh yusril. Karya ini merupakan karya kolaborattif yang melibat seniman teater tari dan music serta penyair Sumatra barat. Gagasan karya terispirasi dari percaturan kekuasaan dengan bingkai demokrasi ala minangkabau ditafsir dengan situasi kekinian yang lebih universal. Pertunjukan tangga ini adalah karya yang menggabungkan banyak sarat dengan symbol tetapi minim dengan kata-kata  mengusung Sembilan buah tangga yang digunakan sebagai property yang mereka gunakan dengan menggunakan ekplorasi tubuh yang pelaku atau aktornnya terdapat anak tari jadi pengkarya menggunakan seklplorasi sebagai media penyampaian pesan dalam karyannya.
Eksplorasi tangga
Karya ini menggunakan ekplorasi sebagai media  untuk penyampaian pesannya. Paling tidak ada delapan adegan yang disajikan dalam karya tangga ini. Formasi awalnnya adalah ditandai dimunculkan penari laki-laki dengan kostum minang yaitu kostum datuk yang biasannya digunakan oleh datuk pada adat minangkabau menari dengan gerak berbasis silat sambil memikul tangga kemudian memikul kepunggunnya sambil berjalan membungkuk. Sementara dibagian tengah masuklah penari wanita dengan kostum merah menyalamelakukan gerak eksplorasi dengan gerak cendrung lebar. Selanjutnnya Sembilan tangga disejejerkan didinding pentas bagian belakang .diperkuat dengan latar visual semua pemain menggunakan kostum merah. Bagian yang menarik disini ada dibagian tiga dan empat mencob menonjolkan perempuan diatas singasana kekuasaan eksplorasi enam buah tangga yang ditegakan dengan membentuk formasi tiga buah segitiga sama kaki berjejer diagonal. Lewat tokoh perempuan tersebut agaknnya pengkrya menyindir demokrasi ala miangkabau dan system kekerabatan  matrilineal yang memuliakan dan menonjolkan perempuan. Yang tak kalah menarik adalah eksplorasi yang dilakukan oleh setiap dengan mengusung tangga menjelajahi setiap lini pentas mereka berlari-lari mencari ruang kosong mengisinnya silih berganti tampak ketegangan dan terlihat ekpresi menyerigai diwajah mereka. Sebagai penutup eksplorasi tangga seperti membentuk replica rumah gadang dengan latar belakang visual . eksplorasi-eksplorasi gerak yang dipadu dengan beberapa gerak tari piring trdaisi minang. Carano yang biasannya diisi dengan daun sirih kini berganti dengan ratusan permen ini memandakan bahwa budaya sudah teriris oleh kepentingan terutama politik karya yang berdurasi sekitar 35 menit sejatinnya memiliki etika konvensional seperti ungkapan berjenjang naik batanggo turun.
Pertunjukan teater garis yang hilang
            Problema pendidikan diindonesia mulai dari tingkat program kebijakan hingga implementasinnya dilapangan ternyata belum terurai dengan baik. Disinyalir bak benang kusut yang sulit diurai dari sisi implementasi di lapangan terutama proses belajar mengajar disekolah dan dilapangan kalangan stakeholder pengkarya  melihat keresahan batin dan psikis yang dialami oleh siswa. Actor dan aktris berusaha mengekspresikan tuntunan tersebut. Perpindahan tempat dan kusrsi dilakukan dengan berbagam formasi dan berubah-ubah secara cepat sebagai gambaran intesitas mereka yang sedang tertekan oleh obsesi. Akan tetapi kemudian mereka seperti terbelah anatara yang serius dan optimis  dengan yang lelah dan pesimis dari dialog-dialog yang mereka ucapkan misalnnya ingin kuliah di universitas favorit dibidang kedokteran. Bagi yang pesimis melalui sindiran tajam mereka menyampaikan kendatipun penulis hanya mendapatkan nilai yang tinggi  dan bagus toh biaya kuliah di universitas ternama mahal.
Pertunjukan teater IBUNDA
            Pertunjukan ini mengangkat drama rumah tangga  denagan seting budaya kelauarga jawa. Ketika anak-anaknnya sudah beranjak dewasa ibu yang seharusnnya menikmati masa tuannya  ini malah disibukan oleh persoalan internal yang dipacu oleh anak-anaknnya sendiri. Lakon ini mengankat tema di masyarakat yang selalu sorotan utamannya adalah masyarakat dimana cerita ini memang dihadirkan dari pengalaman yang diambil. Dalam masyarakat sekarang perselingkuhan memang bukan hal yang tabu untuk didengarperselingkuahan memang marak terjadi dikalangan masyarakat tidak memandang masyarakt bawah menengah ataupun masyarakat atas mereka sama saja tidak melihat waktu dan tempat. Dari pengalaman itulah  naskah dapat dibuat dan dimainkan dalam sebuah pertunjukan teater.
Karena teater merupakan kehidupan yang dimainkan diatas pentas yang kecil, atau biasa disebut dengan imitasi dari kehidupan yang biasannya. Semua pengalaman dari masyarakat bisa dijadikan naskah lakon untuk ditulis dalam karya teater kemudian dimainkan menjadi sebuah karya yang memiliki nilai seni. Setelah menonton karya tersebut bisa menuliskan kejadian apa yang ada diatas panggung. Lalu tulisan bisa ditampilkan di media dan dibaca hingga menjadikan pengkarya terkenal dan penulis kritik terkenal dengan tulisannya tersebut. Begitulah hubungan antara pertunjukan dan kritik seni saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya memang saling bertergantungan.
Mediasi film
Transformasi puisi ke film,dalam sebuah kritik menjelaskan bahwa film merupakan transformasi dari sebuah pusi yang berjudul musim kematian bunga karya iyut fitra. Menceritakan perempuan yang berbeda kepercayaan perbedaan ini akhirnya menjadi konflik dan menyebabkan keduannya menjadi berpisah dan tidak bahagia musim dan bunga realitasnnya adalah dua entitas alam. Bunga bergantung pada ruang dan waktu tetapi puisi itu dipresentasikan kembali oleh katilkonflik tidak hanya perbedaan keyakinan tetapi juga pada realitas social pergaulan dalam lingkunganminangkabau dewasa ini  disinyalir tidak lagi mencerminkan budaya minangkabau. Puisi diciptakan dalam suasana intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Menghadapi puisi kita tidak hanya berhadapan dengan unsure kebahasaan yang meliputi serangkaian  kata-kata indah namun merupakan suatu kesatuan bentuk pemikiran atau struktur makna yang hendak diucapkan oleh penyair. Symbol-simbol yang terdapat dalam puisi adalah pada kata-kata.
Membangun  lembaga perfilman disumatra barat.
Untuk mewadahi karya-karya film para sineas Sumatra barat diperlukan suatu lembaga perfilman yaitu semacam komisi film daerah Sumatra barat agar dapat mengapresiasikan karya mereka. Karya-karya yang diciptakan bukan hanya menjadi pajangan diruang dokumentasi atau perpusatakaan kampus saja tetapi bisa menjadikan acuan mereka untuk berkary dan bersaing didaerah lainnya. Karena wilayah yang tidak menjanjikan menjadi para sineas film menjadi down tidak bisa bersaing dengan yang lainnya seperti diperkotaan tidak ada yang mewadhi karya-karya mereka contohnya disumatra barat sendiri banyak film karya dari anak-anak negri ini banyak yang menghasilkan karya yang lebih bagus dari anak-anak kota. Karena wilayah yang tidak menjanjikan menjadi pekerjaan sia-sia.Sineas filimis Sumatra barat pada umumnnya adalah pekerja film yang all raund jadi penulis scenario,sutradara, kameraman sekalian. Akan tetapi mereka tetap memiliki tim kerja yang sangat efisien, ramping dan multifungsi.persoalannya adalah biaya yang minim mereka kekurangan biaya.Dokumentasi, audio visual pada dasarnnya tidak memerlukan sebuah scenario sebagai paduan atau acuan  untuk merekam gambar.oleh karena itu kerja dokumentasi lebih difokuskan pada perekaman sebuah peristiwa yang ada yang lebih penting dari kerja ini bagaimana moment atau peristiwa penting untuk direkam. Etnofilm merupakan karya-karya film yang cenderung mengangkat sisi-sisi kehidupan dari suatu suku atau etnik biasannya tim kerja membaur dengan masyarakat setempat untuk memahami lebih mendalam nilai-nilai social kosmologi religi berbagai tradisi. Antropologi visual merupakan karya film yang mengangkat sisi kehidupan masyarakat komunitas atau kelompok.
Buku kritik dan mediasi seni memang membahas tentang kritik dan semua yang berkecimpung dalam dunia kritik, dan mediasi seni yang ada. Setelah dibaca jelas buku ini memang bermanfaat untuk menambah resensi buku-buku untuk orang yang membutuhkan informasi tenatng kritik. Tetapi kelemahan buku ini adalahbuku ini tidak memasukan siapa kritikus yang mengkritik music karawitan yang ada hannya lampiran majalahnya saja. Seharuasnya penulis buku memasukan siapa saja yang ada dalam tulisan yang mengkritik tentang tulisan –tulisan tersebut. Hingga menjadikan pembaca tau model tulisan siapa yang mereka sengani.
Review buku DRAMATURGI SANDIWARA
Sandiwara mungkin orang lebih akrab mengenal kata sandiwara dibandingkan dengan teater karena orang-orang dahulu lebih akrab dengan sandiwara dimana teater baru dikenal saat ini di Indonesia. Teater mungkin hannya dikenal oleh kalangan pelajar saja orang-orang awam dan orang kampung tidaklah mengenal istilah teater mereka hanya mengenal sandiwara dimana mereka pun ada yang pernah memainkan sandiwara yang dinamakan sandiwara kampung.
Sandiwara atau terkadang dinamakan pula sandiwara kampung adalah nama sebuah seni dramatic yang berkembang luas dalam masyarakat minangkabau disumatra barat  pada decade 1960 anhingga pertengahan  19990an[1].  Sandiwara sangat ternama diminangkabau saat zaman dahulu sandiwara tidak hanya sebagai hiburan semata masyarakat memberikan dukungan positif terhadap sandiwara makannya disebut denga sandiwara kampung. Selain itu masyaraktpun membangun arsitektur untuk penampilan sandiwara kampung tersebut.
Berkembangnya  sandiwara sebagai teater rakyat dalam masyarakat minangkabau di Sumatra barat  itu adalah gejala yang cukup menarik. Semua terbukti dengan adannya randai yang dimainkan oleh masyarakat minangkabau. Randai merupakan seni teater tradisional masyarakat minang kabau. Dengan demikian perkembangan sandiwara menghadirkan  pertanyaan perihal sikap partisipasinya yang justru  memilih mengembangkan  tipeseni dramatic baru, bukannya mengembangkan teater tradisional mereka  artinnya ada aspek-aspek tertentu yang membuat sandiwara dipilih dan akhirnnya digemari masyarakat luas disamping aadannya kondisi-kondisi tersendiri yang memungkinkanny adapat tumbuh dan berkembang. Cukup disayangkan hal itu belum pernah terungkapkan hingga kini.
Sandiwara biasannya dipakai dalam bahasa jawa yaitu sandi dan wara yang artinya pelajaran rahasia. Tetapi dalam buku ini sandiwara tergabung dalam campur tangan colonial belanda yang biasa disebut dengan toneelyang artinnya drama diartikan sebagai pelajaran terselubung. Karena pelajaran sandi memang sangat diperlukan pada zaman dahulu yaitu sebagai penyampaian pesan saat zaman penjajahan. Buku ini menjelaskan bahwa kontestasi anatara tradisi dan modernitas  didalam teater sebagaimana yang tampak pada sandiwara dapat dilihat sebagai konsekuensi dari keterlibatan sebuah masyarakatdengan kebudayaan modern. Sandiwara dapat digolongkan bagian dari kolonialisme terbukti dengan campur tangan kolonialisme yang dulunnya memberikan nama yaitu toneel.
Dulunnya masyarakat minang kabau yang dengan kata lain berpotensi menjadi semacam drama atau teater poskolonial. Tetapi sandiwara absen dari dalam kajian-kajian ilmiah itu disebabkan oleh sifat penyelenggaraannya yang minim karena sandiwara selalu pertunjukan dijadikan sebagai perayaan hari besar seperti mauled dan acara adat lainnya sehingga mendapatkan nama sebagai kesenian dalam rangka. Banyak yang beranggapan bahwa sandiwara adalah bentuk teater yang tidak serius .
Kemungkinan besar sandiwara hadir dalam masyarakat minangkabau sebagai jawaban  atas tantangan yang tidak bisa dijawab oleh seni dramatic yang telah ada sebelumnnya yakni randai.penelitian awal tentang teater Sumatra barat menunjukan bahwa pemahaman dasar para pegiat teater  modern tentang seni  peran maupun seni teater itu sendiri umumnnya disusun berdasarkan pengalaman  persentuhan mereka dengan sandiwara.[2] Hal yang menarik dalam sandiwara yang perlu dibahas adalah saat  konteks social cultural sandiwara  dalam masyarakat minang kabau,tentang dramaturgi khas sandiwara  yang meliputi  tentang pementasannya dan lakon serta formula-formulannya.
Maka dari itu penulis mengharapkan buku ini bisa  menunjukan terdapatnnyadramaturgi  tertentu dibalik suatu pementasan teater rakyat atau meminjamistilah victor tuner suatu etnodramaturgi.[3] Selanjutnya diharapkan untuk mengungkap fungsi  dan makna seni dramatic ditengah suatu komunitas  dalam masyarakat minang kabau.
Ada beberapa fakto yang membuat sandiwara menjadi teater tradisional itu bisa kita telusuri  dengan melihat  irisan  antara ideology penontonnya  dengan dramturgi sandiwara tersebut. Konsumsi karya seni adalah proses oendekatan kode-kode  yang terdapat didalm karya seni bersangkutan yang mensyaratkan kompetensi budaya yaitu penguasaan kode-kode yang dikodekan. Jika dilihat dari posisi estetika konteks dramateater termodifikasi didalam formula dramaturgi tertentu melalui pementasan melalui berbagai kode.
Ada ahli berpendapat yakni mary luckhurst tentang dramaturgi melalui bukunnya yang berjuduldramaturgy revolution in teater. Menurutnya dramaturgi beararti  teorisasi  atas struktur dramatic dan logika internal dalam naskah  lakon dan pementasannya sehingga dapat digunakan sebagai sinonim untuk teori drama dan teater, oleh sebab itu pengertian dramaturgi berkaitan dengan;
1.      Sturktur internal dari sebuah teks lakon yang berkaitan dengan susunan elemen-elemen formal lakon meliputi plot konstruksi narasi karakter kerang waktu, dan aksi panggung
2.       Sebaliknnya juga merujuk pada unsur-unsur eksternal yang berkaitan  denagn pementasan  konsep dibalik pementasan  nilai politis pementasan dan pertimbangan respon penonton.[4]
Dramaturgi mempengaruhi penulisan dalam penciptaan estetika pementasan sebagaimana sebagaiman dramaturgi menuliskan tentang teotitis untuk penulisan naskah lakon. Dramaturgi bukan hannya membahas tentang pembahasan naskah lakon ia berkaitan dengan teks lakon sebagai penciptaan teater  yaitu pembangunan actual teks lakon menjadi pementasan teater pada tingkatan pratikal yang berkaitan dengan artikulasi proses.[5]
Pendekatan  drama poskolonial perkembangan dramaturgi terkait erat dengan sejarah dan merupakan  bentuk respons terhadap kondisi  sezaman. Karena itu sandiwara harus ditinjau  pula dalam perspektif kesejahteraan untuk melihat anasir-anasir yang telah mengontruksi  dramaturginnya serta diposisi estetika  penontonnya. Dari banyak tinjauan tersebut dilihat dan didapatkan sejarah bahwasannya latar belakang sandiwara diminang kabau sendiri dan pada akhirnya bagaiman pemahaman dapat disusun atas dramaturginya tersebut.
Ada seorang ahli berpendapat bahwa  perkembangan teater di Indonesia dibaginya dan diklasifikasikan berjalan parallel  dengan menggunakan teori kebudayaannya. Yaitu sebagai berikut.;
1.      Praktek teatrikal kuno (proto theatrical  practice) yang dapat dihubungkan dengan upacara upacara  animism dinamisme.
2.       Teater tradisional rakyat  atau teater tradisional istana yang merupakan konsekuensi dari  stratifikasi social yang dibawa kebudayaan hindu budha
3.      Drama popular perkotaan dalam 100 tahun terahir yang muncul sebagai konsekuensi  tumbuhnya kelas-kelas menengah perkotaan  yang terutama terdiri atas masyarakat pedagang timur tengah dan tionghua.
4.      Drama ucapan  modern  yang muncul sebagai pengaruh peradapan barat. Melalui politik etis colonial belanda. Semua ini menurut pendapat james r Brandon.[6]
Teater dipengaruhi oleh hindu dan budha, karena teaterpun berpengaruh dari bangsa luar seperti india misalnnya  yang jalan ceritannya berpengaruh pada nilai spiritual hingga kini. Setelah itu kebudayaan timur  tengahpun turut serta mempengaruhi teater di Indonesia contohnya adalah wayang psi menjadi teater bangsawan. Dardanela dan stambul yang mempengaruhi utamannya adalah  pada pola cerita dengan diperkendalikannya cerita dari timur tengah,sedang pengaruh kebudayan  barat terjadi melalui perkenalan dengan toneel  yang memperkenalkan  teks drama tertulis panggung proscenium dan konvensi teater .
Riwayat sandiwara
Gambaran tentang perkembangan  seni dramatic di Sumatra barat pertama kali dituliskan oleh van kerckoff dalam sebuah risalah yang tertulis dipayakumbuah  pada tahun 1888.[7] Dalam tulisannya ia menjelaskan tonil melayu lahir dipadang  dan sekitarnya adalah  respons  atas  kehadiran wayang tjina disingapura  hal yang dapat dicatat dari tulisan tersebut bahwa masyarakat Sumatra barat mulai berkenalan  dengan rombongan yang pentas secara teratur  sebagaiman mulai berkembang  dikota-kota besar lainnya. Berbagai cerita sudh mulai digunakan dalam bahas melayu sebagai pnymapaian cerita atau sekarang dikatakatakan naskahnnya. Ceritannya memnag dituliskan dalam bahasa melayu tetapi orang minang kabau mengerti dalam bahasa tersebut. Melayu dan minang kabau adalah satu rumpun. Minangkabau masuk dalam melayu jadi walaupun tulisan atau naskahnnya bertuliskan melayu orang-orang minangkabau mengerti degngan jalan cerita yang disampaikan oleh para pemain karena taka sing bagi mereka dengan bahasa melayu itu sendiri. Masyarakat minang kabau mulai merespon teater walaupun berbahasa melayu dan adat melayu. Selain dari penjelasan tentang bahasa melayu memang dimengerti oleh orang minang kabau gejala toneel mealayupun adalah implikasi dari tumbuhnya kota-kota nusantara salah satunya adalah padang. Karena mmereka berlayar dari pulau kepulau akhirnnya melabuh kepadang yang kemudian menyebar kedaerah padang panjang bukit tinggi dan yang lainnya.
Pada abad 20 dalam keterangannya van kerckof menjelaskan bahwa pada abad itu sudah ada gedung pertunjukan untuk hiburanyaitu gedung komidi. Digedung itulah para stanbul ternama pernah bermain. Selain itu ada juga yang menamai diri dan kelompoknnya padansche opera dua orang yang ternama didalam nya yaitu andjar asmara dan amirudin yang palin berpengaruh dalam kelompok tersebut. Andjar asmara mulai tertarik dengan dramatic. Dalam pertunjukan padang she opera ini dialog para pemainnya diucapkan tidak didendangkan dan bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa minangkabau sendiri bukan bahasa melayu lagi yang mereka gunakan. Teater padangsche opera dardanella miss riboet berkemungkinan sejalan mereka adalah grup yang mempengaruhi perubahan dari teater musical yang bergayakan bangsawan menjadi teater ucapan.
Zaman peralihan dari tonil ke sandiwara pada tahun 1943 sandiwara ratoe asia  menurut keterangan tengku syedbdulkodir dan zen rosdy didirikan dipadang panjang sebagai inisitornnya adalah sjamsudin syafei. Sandiwara raoe asia inilah yang menjadi tolak ukur atau inspirasi untuk kelompok teater lain karena kelompok teater ratu asia ini  membantu perjuangan rakyat  menghadapi agresi militer belanda peran itu mereka wujudkan dengan mempropagandakan perjuangan sekaligus mengumpulkan dana dari rakyat untuk membantu perjuangan mereka.[8] Mereka menginspirasikan dari sandiwara ratoe asia sebagai sandiwara laskar yaitu para pejuang yang ingin menginisiasi pementasan pementasan sandiwara.
Masuk pada tahun 1950an Sumatra barat berkembang dua tipe sandiwara sandiwara keliling yang pentas dari pasar malam ke pasar malam dan sandiwara pelajar yang digelar oleh sekolah-sekolahsandiwara keliling tampaknnya adalah kelanjutan dari gejala rombongan pementasan opera melayu. Sementara itu sndiwara  pelajar digerakan oleh para guru.
Pada tahun 1955 sandiwarapun merajahi dunia politik karena sandiwara yang berafilasi dengan partai. Lalu mulai timbul sandiwara radio  yang disiarkan melalui RRI  dan akhirnya dikenal dengan sandiwara radio disumatra barat. Pada tahun ini dapat dicatat perkembangan teknologi komunikasi bisa mendukung perkembangan sandiwara. Setidaknnya pada thun 1950 an menjadi catatan sejarah bahwa masyarakat telah turut meningkatkn apresiasi untuk sandiwara melalui teknologi media massa.
Sandiwara masuk kampung pada tahun 1962 saat itu dikenal dengan masyarakat zaman peri-peri. Sandiwara hiburan yang dinisiasikan  oleh organisasi perlawanan rakyat tepatnya pada daerah talng bungo solok. Organisasi perlawanan rakyat ini hanya berjalan sebentar yakni kurang lebih hannya tiga tahun pada tahun 1962-1965 saja mereka merjahi ranah sandiwara di kalangan rakyat ini. Tetapi walaupun demikian munculah seorang senimwati yaitu horidjah adam yang membuat karya tari yang berjudul malin kundang. Saat itu kebetulan ada film yang mengangkat tentang malin kundang. Pada tahun 1960an berkembang rombongan-rombongan sandiwara professional disumatra barar. Mereka dinamakan grup sinar deli gaya pementasan yang dipakai oleh grup ini adalah gaya pementasan teater bangsawan.
Pada tahun 1970an dipadang pajang sendiri juga memiliki grup atau kelompiok sandiwara yang diberi nama sekolah pendidikan guru yang pertunjukannya diadakan dipanggung proscenium. Artinnya sebuah konvensi tentang pementasan seni dramatic secara tidak sengaja telah diwariskan melalui gedung-gedung peninggalan colonial belanda. Spg ini mulai memasuki konvensi gaya sandiwara barat. Dari penjabaran diatas riwayat sandiwara disumatra barat  terjadi sekitar 1960an sampai 1970an pada tahun itulash sandiwara muluai tumbuh  dalam masyarakat luas miang kabau.
Jejak sandiwara
            Guna menelusuri jejak sandiwara dalam masyarakat minagn kabau disumatra barat dicoba mencari beberapa sampel sebagaiperwakilan semula direncanakan untuk menetapkan hanya tiga kasus praktik sandiwara  dengan asumsi bahwa  disetiap tempat disumatra barat terdapat bukti tentang pelaksanaan sandiwara. Pembatasan kasus ini masing masing dilihat dari nagari. Alas an yang lain ialah keterangan-keterangan awala yang telah diperoleh  secara tidak langsung dalam sebuah wawancara.
            Sandiwara dibalai selasa, informasi yang pertama dibuktikan dengan dokumentasi yang memadai  tentang kegiatan sandiwara didapatkan  dari balai selasa. Nagari ini adalah salah satu dari dua nagari yang termasuk kedalam dua wilayah kecamatan ranah pesisir. Adapun nagari lainnya adalah nagari punggasan.  Dari balai selasa didapatka tiga buah foto pertunjukan sandiwara dan seorang informan pertunjukannya degelar saat idul fitri tahun 1975 judul cerita yang ia bawakan adalah talipuak layu nan dandam.
Foto pertama dari balai salasa ini adalah foto adegan ketika talipuak karakter sentral dalam cerita ini tengah sakit. Foto kedua memperlihatkan salah satu sudut di wilayah penonton dari sana bisa dilihat bahwa penonton dibalai selasa sendiri atasa berbagai usi yang menontonnya. Sementara pada foto ketiga ada sebuah adegan bagaimana seorang sandiwara membawakan perannya. Penggerakan sandiwara dibalai selasa ini adalah seorang guru SD bernama sahar yang juga saat itu menjadi ketua stempat tetapi dia tidak hannya berkarya sendiri untuk membangun kelompok tersebut ia dibantu oleh kawannya yang bernama wartini.
Sandiwara dilubuak batingkok adalah sebuah nagari yang terletak pada daerah kabupaten lima puluah kota lazimnnya daerah ini minangkabau dikategorikan sebagaai salah satu dari tiga luhak . dokumentasi yang diperoleh di daerah ini  adalah lima buah foto saat mereka melakukan kegiatan sandiwara  yang berjudul titian kehidupan yang dipentaskan pada tahun 1981. Lakon yang bercerita tentang keluarga yang gagal merantau dipentaskan dalam bahasa Indonesia ditulis oleh yusfia helmi.
Pada foto pertama terlihat sebuah adegan pertemuan antara seorang gadis dengan seorang pemuda  yang merupakan bagian dari drama titian kehidupan . pada foto kedua dan ketiga terlihat adegan menyanyi dan salah seorang pemain music yang memainkan drum set. Sementara itu pada foto yang keempat dapat dilihat perubahan panggung dengan ditutupnya sebagian wilayah panggung dengan kain yang lazim dinamakan layar. Foto kelima memperlihatkan para panitia sandiwara  titian kehidupan tengah menghitung pendapatan  dari penjualan karcis malam pertunjukan. Selain itu mereka telah mengenal dokumentasi dan dari beberapa foto ada foto yang keenam yaitu foto dokumentasi dari pertunjukan sandiwara yang berbeda.
Ada kalimat yang menegaskan bahwa pengertian-pengertian yang saling tumpah tindih antara sandiwara drama dan teater dalam masyarakat pendukung sandiwara demikian pula dapat dibaca bagaimana kaitan kaitan pemaknaan antar pengertian minangkabau etnisitas dan bangsa tahun 80an itu.  Sebelum itu pada tahun 70an di lubuak batingkok dilatih oleh generasi seorang guru bernama zonwir hakam yang lebih dikenal sebagai pak uyia. Beliau menjadi penggerak sandiwara dilubuak batingkok hingga pertengahan 70an. Oleh karena itu sandiwara sudah dikenal sejak tahun 50an.
Sandiwara ditabek kanagarian ini adalah salah satu kanagarian yang masuk pada nagari tanah datar yaitu nagari pariangan dan terletak dikota batu sangkar.nagari inilah masuk dalam nagari tertua diminangkabau stelah nagari pariangan.dinagari inilah dokumentasi  dan informasi ketiga tentang sandiwara didapat, tapi walaupun demikian amat disayssngkan tidak adannya informasi tentang praktik sandiwara yang ketiga yang sedang dipentaskan adegan-adegan apa saja itu. Tetapi walaupun demikian saat pertunjukan SD tabek tahun 1972 memiliki informasi walaupun anak sd yang memainkan bisa dikatakan penting. Pemilik dokumentasi yang bernama hafzi batuah ia memperlihatkan dokumentasinnya saat ia bernayanyi dengan anak-anak sd tersebut.
Jumlah foto yang dimilikinnya adlah berjumlah lima buah paling tidak dapat dilihat bagaimana teknologi band dan penyanyi yang dibandingkan pada teknologi yang sezaman. Dapat juga dilihat dari variasi-ariasi pentas yang digunakn hampir semua yang dilihat bagu dan dapat menggunakan pentas. Selain itu ada berbagai foto yang yang menjelaskan tentang foto  sandiwara di nagari cubadak sebuah nagari yang denkat dengan nagari tabek demikian juga dengan peralatan bandnya. Selain adannya variasi dekorasi ini adalah orang yang sama dengan nagari tabek demikian juga dengan alat-alat music yang dipakainnya.
Sandiwara talang babungo pada tahun 1986 mereka memainkan lakondimanakah bahagia yang dipentaskan disebuah gedung serbaguna ini dapat dilihatdari dokumentasi yang ada ditemukan dua foto yang pertama adalah foto pertunjukan lakon tersebut. Dalam dua foto tersebut dapat dilihat adegan ketika semua pembawa peran ditampilkan dihadapan penonton yang sama dengan car-cara tablopada dokumentasi pertunjukan balai selasa. Foto yang ketiga memperlihatkan sandiwara dari lakon yang berbeda yang berjudul penyesalan yang dipentaskan  pada tahun 1987. Foto yang selanjutnya adalah foto adegan dari lakon melati tapal batas  yang ditulis oleh ernita seorang guru ditalang bungo. Selain itu foto kelima memperlihatkan alat music yang mereka pakai sat itu adlah lengkap satu set alat music band. Jadi pergerakan sandiwara ditalang bungo bisa dikatakan pada tahun 70-80an ada dua orang penggerak utama yaitu arnita dan teja sukmana.
Telah dijelaskan dari penjabaran bahwa bab ini menjelaskan sejarah-sejarah yang berkembang dari nagari-nagari yang ada diminang kabau. Pada bagian ini memang dikhususkan untuk nagari-nagari minang kabau tnetang sejarah maupun bukti yang berupa dokumnetasinya tersebut. Bukti tersebut berupa foto-foto sebagai tanda bahwa sandiwara memang berkembang di nagari-nagari setmepat dan menuliskan tentang nama orang yang mengmbangkannya dari generasi kegenerasi, dari zaman tua hingga zaman yang telah mengenal dokumentas. Selain itu bagian ini dituliskan resensi dimana tempat atau kenagarian itu secara rinci yaitu satu persatu dijelaskannya foto-foto itu sedang apa dan mengapa mereka seperti itu. Bagian ini memang sangat dibutuhkan untuk pembaca hingga pembaca tau sejarah perkembangan sandiwara dari kampung-kekampung atau sejarah sandiwara kampung mereka saat itu mereka sendiripun tidak mengetahuinnya.


Kerangka social budaya sandiwara. Disini pembahasan ini sandiwara akan dikupas habis pertunmbuhannya dimanakah ia didapatkan dan bagaimanakah perkembangannya. Sandiwara sebagai salah satu gejala seni. Eksistensi sandiwara dalam masyarakat minangkabau  dapat dipahami melalui konsep Milton singer dikutip dari marvin Carlson tentang pertunjukan budaya mengatakan bahwa sebagian besar seni pertunjukan pada dasarnya adalah bentuk komunikasi budaya baik sebagai bentuk internalisasi dan ekulturasi kedalam masyarakat pendukungnnya sendiri maupun sebagai bentuk ekspresi masyarakat lain.[9] Berdasarkan itu sandiwara dapat dikomparasikan dwngan kesenian –kesenian yang lain juga hidup dalam masyarakat minangkabau.
Urang minang cenderung untuk menjadi situs tempat pemaknaan  atasdiri sendiri  dan dunia  mereka di ekspresikan. Adapun paradigm utama yang digunakan dalam proses identifikasi diri dan dunia itu adalah  adaik atau sering disebut dengan adat adaik harus tetap bertahan melintas generasi demi generasi sebagaimana terekspresikan adaik nan indak lekang oleh paneh indak lapuak dek hujan. Untuk saat ini adat minang kabau dimaknai oleh hasil sintesis dengan dan agamoyang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Karena hal tersebut mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya masyarakat minang kabau, masyarakat minang kabau sendiri membagi daerahnya menjadi dua bagian yaitu daerah darek  dan luhak. Karena pengaruh adat dan agama tadi kesenian diminang kabau  yang sastr lisannya memiliki keterkaitan keseniananya atau ucapan-ucapannya seperti zikir dan shalawat.
Karena itupun mempengaruhi dialektika  antara sumber pengetahuan dan budaya masyarakat kemudian karena itu menjadi situs tempat sandiwara hadir. Pada tahun 1970an rata-rata memiliki ingatan tentang yang mirip sebuah aktivitas  seni dinamakan sandiwara. Sandiwara umumnnya diingat sebagai kesenian yang pernah jaya dan sangat digemari selalu dirindukan. Tetapi tidak semuannya berjalan mulus dan tidak semua beranggapan bahwa sandiwar memiliki nilai yang positive ada juga yang menilai sandiwara sebagai pandangan yang negative. Sandiwara  menggabungkan unsure-unsur music dantari memang sudah ada sejak zaman dahulunnya. Bahkan mereka memakai alat music yang lengakap seperti alat music band.
Sandiwara sebagai drama dan teater,penggunaan istilah sandiwara mempresentasikan pandangan masyarakat nagari Sumatra barat tentang seni dramatic.  Selainitu istilah sandiwara kerapkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukan beberapa situasi. Dari penjelasan dibuku bahwa sandiwara atau istilah sandiwara dalam masyarakat nusantara selain dipahami sebagai salah satu genre seni juga dianggap sebagai salah satu sikapatau perbuatan kehidupan sehari-hari. Para partisipan sandiwara memandang kesenian yang mereka mainkan itu tidak ada bedannya dengan drama teater film atau bahkan sinetron.[10]
Atas dasar seni peran itulah sebuah bentuk seni pertunjuksn dapat dikategorikan sebagai drama yaitu seni yang mempertontonkan lakuan manusi. Adapun teater memiliki artian yang jauh lebih luas yaitu semua seni pertunjukan, tetapi jika dijabarkan secara singkat teaterdapat diartikan sebagai seni pertunjukan drama atau seni pertunjukan lakon. Dalam artian sempit teater dapat dimengerti sebagai drama dengan tema lakon atau kisah kehidupan manusia menjadi pokok tontonan.[11] Para pemain sandiwara mengenal dua istilah yang mengidentifikasikan  seni peran sebagai substansi sandiwara secara lebih eksplit mereka mengenal tentang peran bintang dan peranan. Selain itu dalam sandiwara ada istilah yang mereka namai ysitu komidi dan tonil. Adapun istilah sandiwara minang muncul dari pengertian local bahwa sandiwara adalah kesatuan tontonan yang selain memiliki unsure-unsur dramatic juga terdiri atas unsure hiburan seperti tari dan nyanyian.
            Dari beberapa penjabaran mengenai buku dramaturgi sandiwara ini, memang menjelaskan tentang seluk beluk istilah sandiwara berasal perkembangannya dan dokumnetasi-dokumentasi yang didapatkan oleh penulis. Buku ini menceritakan dari awal perkembangan sandiwara, drama dan teater. Seperti judulnnya dramaturgi yaitu membahas keseluruhan tentang dramaturgi yang ada sandiwara adalah pelajarannya. Dramaturgi sandiwara memang menambah lagi referensi untuk orang yang ingin mengetahui seluk beluk tnetang daram, sandiwara teater dalam pembahasan dalam bidang dramaturginy. Dijelaskan tahun berapa sandiwara ada dan berganti menjadi teater. Buku drmaturgi sandiwara memang menmbah wawasan tentang pembacanya.  Tetapi buku ini terlalu banyak memakai istilah atau kutipan-kutipan dari buku yang lain sehingga pembaca menjadi bingung karena catatan kaki atau bibliografi yang akan digunaka. Sedangkan menurut pendapart penulis sendiri bisa dikatakan lebih banyak kutipan buku dari pada pendapat penulisnya sendiri. Tetatpi buku ini memang bagus untuk menambah daftar pustaka untuk di perpustakaanagar orang tidak sulit mencari dan menemukan istilah-istilah atau informasi mengenai dramaturgi sandiwara.
Kutipan daftar pustaka yang diambil
Toonel (bahasa belanda ) yang artinnya pertunjukan sedang drama dalam bahasa yunani artinnya perbuatan harymawan dramturgi (bandung:remaja rosdakarya,1993)
I made bandem,sal murgiyanto teater daerah Indonesia (Yogyakarta :penertbit kanisius,1996)hlm 49
Tengku syed abdulkadir,zen rosdy (1963)hlm 201
Victor tuner from ritual of theatre  the human soriosness of play 1986: 146-147.
Marry lukchurst dramaturgi ;a revolution in the theatre(new York;calibridge university press 2005) hal 10-11.(kritik mediasi seni 2013:11).
Yusril wawancara di padang panjang 9 desember 2009 ;syuhendri wawancara dipadang 3 desember 2009. (kritik dan mediasi seni 2013:7)
James r brndon , jejak jejak seni pertunjukan di asia tenggara .terj rm soedarsono (bandung :p4st upi ,2003)hlm 7-107.
Rosalind gill dicaurse analisis  dlm martin  w beur George  Gaskell  qualitative  researching  with text  image and saund  particical hand book (London:sage publications ,200) hlm 173.









[1] Buku dramaturgi sandiwara (2013:1)
[2] Yusril wawancara di padang panjang 9 desember 2009 ;syuhendri wawancara dipadang 3 desember 2009. (kritik dan mediasi seni 2013:7)
[3] Victor tuner from ritual of theatre  the human soriosness of play 1986: 146-147.
[4] Marry lukchurst dramaturgi ;a revolution in the theatre(new York;calibridge university press 2005) hal 10-11.(kritik mediasi seni 2013:11)
[5] Ibid.







[6] James r brndon , jejak jejak seni pertunjukan di asia tenggara .terj rm soedarsono (bandung :p4st upi ,2003)hlm 7-107.
[7] Rosalind gill dicaurse analisis  dlm martin  w beur George  Gaskell  qualitative  researching  with text  image and saund  particical hand book (London:sage publications ,200) hlm 173.
[8] Tengku syed abdulkadir,zen rosdy (1963)hlm 201.
[9]
[10] Toonel (bahasa belanda ) yang artinnya pertunjukan sedang drama dalam bahasa yunani artinnya perbuatan harymawan dramturgi (bandung:remaja rosdakarya,1993).
[11] I made bandem,sal murgiyanto teater daerah Indonesia (Yogyakarta :penertbit kanisius,1996)hlm 49