Wednesday, February 11, 2015

penutupan tahun baru yang sempurna




Mantan siapa yang ingin disebut dengan sebutan mantan?jika aku dapat memilih aku tak ingin memiliki mantan ataupun sebagai mantan. Sebutan mantan adalah sebutan yang paling aku benci untuk mendengarkannya. Mungkin inilah yang di alami setiap insan yang memiliki hasrat percintaan dalam kehidupannya. Kenapa harus ada mantan jika cinta masih terpendam? Kenapa harus ada mantan jika masih saling merindukan bayangan-bayangan indah bersama? Tepatnya malam penutupan tahun 2013 saat itulah hubungan yang aku jaga berakhir sudah.
“aku : malam tahun baru bentar lagi bikin rencana kemana ya? Ucap ku dalam hati. Beberapa saat kemudian handphone ku berbunyidari pacar tersayang.
“pacar : hallo pesek” panggilan untuk mengejek sang pacar memang aku memiliki hidung yang pesek.
“aku : hallo keling” aku membalas dengan panggilan mengejek juga memang pacar aku orangnya hitam manis jadi panggilan keling.
“pacar : lagi ngapain? Pasti belum mandi?”
“aku : enak aja! Udahlah jam 10 masa iya belom mandi sih! Is dasar keling pemalas mandi jam segini pasti baru bangun!” begitulah setiap harinnya kami saling berkomunikasi walupun dikampus sering bertemu tetapi komunikasi tetap juga. Yank.. o ayank nanti malam tahun baru, jadi kita ada acara gak nanti malam? Berharap bisa merayakan tahun baru pertama dengan sang pacar.
“Pacar : rencana? Udah ada yank, rencana teman-teman ngajakin tahun baru sama-sama bakar ikan yank. Ntarlah kalau jadi ayank aku ajak, atau gimana kalau kita berdua aja malam tahun baru yank? Biar lebih mesra gitu  hahaha”
“aku : enak aja, gk usah sok romantis deh kaling hahaah,bakar ikan? Mendingan kita gabung aja sama teman-teman ayank daripada berdua aja mono pastinnya.”
“pacar : hem tapikan pengen tahun baru berdua yank”
“aku : mana asik tahun baru berdua, lebih baik rame-ramelah yank ya.”
“pacar : yaudahlah tapi liat dulu ya yank nanti kalau jadi aku jemput habis ashar aja ya”
“aku : habis ashar gak kecepatan itu?
“pacar : ya gaklah kita jalan sore dulu ya”
“aku : yaudah ditunggulah”
Perayaan tahun baru merupakan perayaan yang banyak dinanti para kaum muda. Bagi yang punya pasangan berharap dapat merayakan malam tahun baru bersama melihat kembang api, makan-makan bersama melihat bintang-bintang dilangit dengan bersamaan. Bisa merayakan tahun baru bersama adalah impianku dari dulu yang belum bisa terpenuhi sampai saat ini dan akhirnya saat itu aku merasa bahwa aku akan mendapatkan keinginan yang sudah lama ku nanti-nantikan.
“aku : malam tahun baru akhirnya bisa merayakan bersama orang tersayang. Harus mempersiapkan apa yang harus aku kenakan nanti malam.
“ teman 1 : nanti malam tahun baru dimana kamu?”
“aku : rencananya sih tahun baru sama ayank aku, kenapa emangnya?
“teman1 : gak kenapa-kenapa kalau gak ada acara kita bikin acara aja dikos aku. Tapi kamu sudah punya acara ya lanjutin ajalah. Tak lama dari temanku berbicara handphone berbunyi kembali.
“aku : hallo yank,
“pacar : hallo, yank nanti selepas magrib aja ya aku jemput. Soalnya kalau sekarang belum bisa pergi ada urusan sedikit.”
“aku : yasudah gak masalah oh ya yank, nanti jemputnya ditempat wulan aja ya, soalnya aku main disana dulu. Aku berangkat ya yank”
  pacar :ya hati-hati dijalan”
Aku dan temankupun berangkat menuju kos teman ku, seampainya aku di kos dia aku memiliki perasaan yang kurang baik firasat ku akan ada sesuatu yang besar terjadi padak. Tapi aku tak tau perasaan apa itu, aku menganggap sebatas kekhawatiran saja soalnya baru kali ini merayakan tahun baru bersama pacar.
“aku : kenapa perasaan gak enak gini ya? Apa bakalan demam ni badan? Aduh jangan donk kan punya janji nanti malam. Tapi kenapa si kaling belum jemput-jemput juga ya?aku tlf aja. Lalu aku tlf pacar aku si kaling tapi tidak ada respon panggilan itu. Tak lelah aku berusaha coba untuk menghubungi kembali akhirnnya si kaling mengangkat tlf nya.
“ pacar : ya yank, maaf aku gak bisa pergi nanti soalnya gak ada yang nunggu rumah. Gak masalah kan yank? Maaf ya bukannya sengaja kalau mau ngerayain dirumah aku aja kita berdua ya.
“aku : yaudah kalau memang gak bisa, aku juga dikos wulan. Malam tahun baru sma teman aja ya.  Masa iya tahun baru berduan dirumah kamu, kitakan belum married”
“pacar : yaudah aku matiin tlfnnya ya dah sayank mmuachh”
“aku : ya mmuach balik sayank”
“teman1: kenapa? Gak jadi pergi?
“aku: kayaknya gak jadilah, malam tahun baru sma kamu dikos”
“teman1 : kalau gitu mendingan jam8 kita kepasar belanja makanan yang mau dimakan yuk”
“aku : yuk ide bagus, daripada diam-diam aja dikos” lalu berangkatlah kami menuju pasar dalam perjalanan menuju kepasar aku bercerita tertawa lepas bersama teman-teman. Saat itu hujan turun perlahan membasahi rambut, lalu temanku menepuk bahuku.
“teman : bukannya itu pacar kamu ya, kenapa berboncengan dengan cewe lain ya”
Dengan jantung yang berdegup kencang perlahan aku menoleh kebelakang dan meyakinkan diri bahwa itu bukanlah pacar aku yang mengatakan dia hannya dirumah saat malam itu.
“aku : mana mungkin pacar aku ada dirumah kok. Meyakinkan diri untuk percaya kata-kata orang yang aku percayai meskipun aku tau itu memang dia”
“teman1 : gak percaya lihatlah lagi dengan jelas”
Aku merasa lemah saat itu juga merasa tak berdaya untuk melihat apa yang ada dihadapanku itu. Perlahan aku angkat tlf yang ada ditangan dan berusaha kembali untuk menghubungi pacarku. Tetapi usahaku sia-sia gematar langkah kaki dan tangan untuk kembali menuju kos temanku. Berjalan seakan tak memiliki gairah hidup. Aku hilang akal malam itu tak tau apa yang harus aku lakukan.
Kemudian pacar aku menelfon kembali “pacar : yank maaf, tlf kamu gak ada aku angkat.
“aku : kamu dimana?sama siapa?”
“pacar : aku dirumah teman yank kenapa?
“aku : teman cewe?
“pacar : haaha bukanlah masa iya cewe? Ada-ada saja dari kejauhan terdengar suara cewe memanggil dengan sebutan beb, beb ayo kita hidupin petasan”
“aku : siapa yang ada disebelah kamu manggil kamu beb? Jawab aku yank sama siapa kamu?” belum sempat aku melanjutkan pertanyaan tlf sudah di akhiri..
Tangis ku pecah saat itu bersama jatuhnya air hujan, murkaku lepas bersama lepasnya kembang api yang dibakar oleh kedustaan yang selama ini aku coba untuk percaya. Tiupan trompet yang dibunyikan dipenjuru bumi seakan-akan tiupan kematian yang aku dengarkan malam itu. Penutupan akhir tahun yang amat sangat sempurna untuk membunuh harapan yang aku impikan.

No comments:

Post a Comment